Seperti kebanyakan penulis sukses pada umumnya, sebelum dia mengoleksi berbagai penghargaan sehubungan dengan sastranya, dia mulai mengoleksi surat penolakan dari penerbit sejak masih belia.
Tapi kesuksesan Nicholas Sparks ternyata nggak hanya itu, sejak novel pertamanya selesai, yang akhirnya tidak pernah dikirimkan ke penerbit manapun, malah dimakamkan hidup-hidup dalam kuburan sastranya, sejak saat itu dengan penuh tekad, Nicholas berhasil menerbitkan novel-novel bestseller, dan dikenal dunia.
Delapan novel di antaranya telah difilmkan oleh Hollywood, dan diperankan oleh aktris dan aktor kenamaan perfilman Hollywood, sebut saja
- The Notebook
- A Walk to Remember
- Night in Rodanthe
- Message in The Bottle
- Dear John
- The Last Song
- The Lucky One
- Dan yang terbaru Safe Haven.
Gue pernah baca profilnya di salah satu tabloid infotainment. Bagaimana pengalaman menulisnya dideskripsikan oleh si tabloid dengan begitu asyik dan mengharukan, serta menambah motivasi menulis.
Pengalaman menulis Nicholas, seperti mengajarkan gue untuk bersabar. Menulis, kirim ke penerbit, ditolak penerbit, dan menulis lagi. No matter what. No matter how. Sabar dan terus menulis. Selalu memberikan kesempatan kedua dan ketiga dan keempat dan seterusnya pada diri ini untuk berkreasi, untuk membuktikan bahwa diri kita mampu menghasilkan prestasi terbaik, dan mendatangkan apresiasi terbaik pula.
Jadi, sebetulnya tujuan utama menulis adalah untuk mencapai achievement itu. Dan, selama prosesnya, yang selain akan lebih menghasilkan banyak pemikiran kreatif, ide-ide, juga menelan tolakan dari penerbit.
Gue pernah baca juga di salah satu buku, kira-kira kalimatnya seperti ini: "Orang yang paling sering menerima penolakan, adalah penulis"
Boleh gue tambahkan di sini: "Dan, penulis adalah orang yang paling tak tahu malu, sudah ditolak, masih juga mengirim naskah"
Kira-kira begitu, kawan.
***
No comments:
Post a Comment