Thursday, March 20, 2014

Film Lama (Siapa yang tau judulnya apa?)

Sebetulnya ini cuma kisah di film yang pernah gue tonton. Tapi lupa apa judulnya, siapa aktornya, skenario persisnya seperti apa, tahun berapa dirilis, dan tahun kapan gue nonton di TV juga sudah lupa. Karena sudah sangat lama.

***

Seorang wanita usia 30an mendekati kepala empat. Masih single, tapi kariernya lumayan cerah. Profesinya adalah seorang chief editor di sebuah penerbitan buku. Badannya tinggi, ramping, dan rambut panjang sepunggung yang keriting serta berwarna blonde. Dia mempunyai sedikit masalah sosial, karena kesulitan bergaul dan beradaptasi dengan orang lain, termasuk adiknya dan istri adiknya, serta keponakan perempuannya yang berumur tujuh tahun (yang kebetulan berwajah mirip dengan si wanita ini saat ia seusianya). Masalah sosialnya ini kemungkinan besar karena pengaruh statusnya yang masih single di usia you must panic.

Rupanya status lajang yang menempel padanya sejak lahir, bukan saja membuatnya iri setengah mati pada adiknya yang sudah berkeluarga, namun juga berdampak pada pekerjaannya. Ia terlalu workaholic, tapi tidak fokus. Dia senang berada di kantornya sampai larut malam, dan pergi minum-minum setelahnya, lalu bangun pagi dengan keadaan masih mabuk berat, dan kembali ke kantor, melakukan rutinitas yang sama sampai malam.


Sebagai chief editor yang menerima banyak naskah dari penulis-penulis pemula, yang seharusnya lebih diperhatikan olehnya sebagai produk baru yang lebih segar. Dia malah membiarkan naskah-naskah itu tergeletak tak tersentuh di meja kerjanya. Dan, ia pun mendapat banyak teguran dari atasannya.Hidupnya makin berantakan, ketika ponakannya yang berumur tujuh tahun itu mulai sering bertandang ke rumahnya, dan mengkritik cara hidupnya. Dia dibuat tak berdaya dengan celotehan anak itu yang terlalu mengajarkan cara hidup manusia normal. Kadangkala ia merasa begitu didikte oleh anak kecil, bagaimana menjalani satu hari penuh tanpa mabuk di malam harinya, bagaimana berinteraksi dengan wajar dengan orang sekeliling, dan bagaimana cara melirik lawan jenis, serta memikatnya dengan cara yang berkelas.

Awalnya dia kesal bukan main dengan keponakannya ini. Pernah sekali waktu dibawa pulang ke rumah orangtuanya, tapi ternyata anak itu malah menghilang. Dan sudah kembali ke apartemen si wanita.
Ternyata, si anak ini (yang sangat mirip dengannya ketika ia masih berusia tujuh tahun) bukanlah keponakannya itu, melainkan adalah dirinya sebenarnya ketika dia berusia tujuh tahun. Anak ini seperti datang dari masa lalu, dan kemudian menjadi bayangannya yang bijaksana dengan tujuan membenahi kehidupan dewasanya.

Dia mulai dapat menerima kehadiran bayangannya itu, walau masih belum dapat diterima akal sehat. Banyak orang yang melihatnya bicara sendiri, atau tertawa sendiri, sebab si kecil usia tujuh tahun tidak tampak oleh orang lainnya. Namun, begitu banyak perubahan yang ia rasakan sejak kehadiran sang bayangan. Dia pun mulai lebih bijak dalam menyikapi kehidupannya, serta kariernya. Ia mulai dapat menoleransi satu naskah super tebal yang ditulis oleh penulis baru. Dia membacanya, menghayati, dan mulai mengedit. Sampai naskah itu diterbitkan dan menjadi bestseller.

Hubungan dengan adik dan orang sekelilingnya membaik. Begitu pun dalam hal relationship. Pada akhirnya, dia menjalin hubungan baik dengan sang penulis, sampai mereka menikah. Lalu, ia dapat berdamai dengan masa kecilnya, dengan dirinya di masa kini, dan kehidupannya di masa yang akan datang.

Ending film ini begitu menyentuh, adegan saat si wanita memeluk anak kecil itu dan berkata bahwa ia mencintainya, lalu si bayangan masa kecilnya menghilang, dan ia memeluk dirinya sendiri, dan ia berkata bahwa ia mencitai dirinya apapun yang terjadi.

Mau banget nonton film itu lagi, tapi berhubung sudah lupa judul filmnya, dan siapa saja aktornya, susah juga cari key yang tepat untuk bisa googling ya.

***

No comments:

Post a Comment