Tuesday, March 25, 2014

Pilihan Membawa Anak Ke Kantor

Sebagai ibu pekerja, yang punya anak dan kewajiban ngantor, pasti bingung banget jika pengasuh tiba-tiba resign. Saking mendadaknya mau berhenti, nggak ngasih kesempatan buat kita cari pengasuh baru untuk anak-anak kita.

Masing-masing ibu pasti punya beberapa opsi yang jitu untuk ngakalin hal-hal kayak gini. Misalkan aja titipin ke ibu atau ibu mertua, atau jika ada yang memiliki saudara perempuan (kakak atau adik perempuan, karena agak sulit mengharapkan saudara laki-laki ya), atau opsi lainnya bawa ke day care yang letaknya berdekatan dengan kantor atau rumah.

Tapi bagaimana kalau kondisi dan situasinya seperti saya ini: ibu sudah tiada, ada ibu tiriku, tapi pekerja juga, nggak punya saudara kandung perempuan, dan belum punya ipar (karena adik belum nikah), dan di sekitar kantor atau rumah tidak terdapat day care. Jadi pilihan satu-satunya dalam keadaan gawat darurat seperti ini, adalah membawanya ke kantor.

Hal-hal yang perlu diingat, dan diperhatikan jika membawa anak kerja, di antaranya:

  1. Izin sama bos. Ini penting banget. Sebab jangan sampai bos tau dari orang lain. Jika bos tau dari kita sendiri, artinya kita mempunyai niat baik, dan bisa meyakinkan dirinya bahwa kita tetap mampu bekerja secara profesional.
  2. Bawa semua keperluan, jangan sampai ada yang tertinggal, hingga membuat kita repot sendiri. Misalkan jangan sampai kehabisan pampers, susu harus siap sedia di tas, sabun mandinya, minyak telon, bahkan mainan-mainan kecilnya, dan bawa juga perlengkapan tidur siangnya: selimut, bantal, dll.
  3. Siapkan ruang kosong di kantor untuk aktifitas si kecil, seperti makan, tidur siang, bermain. Ruang kosongnya bisa berupa sedikit space di dekat meja kita, atau misalkan ruang meeting yang cuma dipakai seminggu sekali, atau ruangan salah satu teman kerja yang sedang cuti melahirkan. Perhatikan juga kebersihannya.
  4. Tetap bekerja secara profesional. Jika perlu buatlah skema-skema waktu antara pekerjaan dan mengurus anak. Misalkan antara jam 8 sampai 10 pagi menyelesaikan pekerjaan, lalu menidursiangkan anak sekitar 30 menit hingga dia tertidur sendiri, lanjut bekerja lagi, jam 12-13 siang, makan siang dan bermain, setelah itu bekerja lagi sampai jam 3 sore, kemudian mandiin anak dan bersiap pulang.
  5. Sarapan, makan siang, dan yang penting cemilan anak harus sudah disiapkan.
  6. Kita juga bisa minta bantuan rekan-rekan kerja lainnya untuk mengawasi anak kita. Itulah gunanya teman hehehe...
Sekian tips dari saya untuk membawa anak ke kantor, selagi dibawa kerja, tetap usaha cari pengasuh baru ya.

Friday, March 21, 2014

Tips Kepenulisan: Ellipse-Ellipse Membantu Mengembangkan Ide Tulisan

By: Aridha Prassetya

Pernah mendengar kata ellipse? Tepat sekali! Itu diajarkan waktu kita duduk di Sekolah Dasar. Ketika itu, guru kita mengajarkan tentang bentuk-bentuk gambar seperti, segi tiga, segi empat, kubus, empat persegi panjang, jajaran genjang, lingkaran, dan ellipse. Ellipse adalah bulatan panjang. Orang sering menyebutnya sebagai bentuk “lonjong”.

Lalu apa hubungannya dengan menulis?

Seperti judul tulisan ini, ellipse dapat membantu kita mengembangkan ide. Tidak percaya? Lakukanlah langkah-langkah ini:
  1. Ambillah selembar kertas kosong, gambarlah sebuah persegi panjang/kotak, persis pada bagian tengah kertas. Tuliskan kalimat ini: “AKU INGIN MENJADI PENULIS” dalam kotak yang sudah anda buat.
  2. Gambarkan ellipse–ellipse di sekitar gambar kotak Anda. Gambarkan ellipse dalam jumlah yang banyak, sebanyak yang Anda suka.
  3. Ellipse-ellipse yang sudah Anda buat tidak boleh dibiarkan kosong. Tuliskan pada masing-masing ellipse Anda tersebut, sebuah kata atau kalimat pendek.
  4. Kata atau frasa tersebut sebaiknya berhubungan dengan cita-cita Anda, yakni AKU INGIN MENJADI PENULIS. Misalnya:
    a. malas,
    b. sibuk,
    c. tidak punya waktu,
    d. buku,
    e. membaca,
    f. berfikir,
    g. meluangkan waktu,
    h. memulai menulis,
    i. mengembangkan ide,
    j. teknik menulis,
    k. guru,
    l. kapan waktu yang tepat untuk menulis,
    m. menjadi penulis terkenal,
    n. kebuntuan pikiran,
    o. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD),
    p. editing,
    q. menjual tulisan,
    r. memilih judul,
    s. penerbitan, dan
    t. membangun motivasi menulis.
Akan lebih menarik jika Anda mewarnai ellipse-ellipse tersebut. Anda akan melihat sesuatu yang menakjubkan. Berapa jumlah ellipse yang sudah terisi sekarang? Wow! Dua puluh! Bayangkan apabila satu ellipse dapat kita jadikan sebuah judul bab, maka ini setara dengan rencana dua judul buku. Dan Anda masih dapat mengembangkan lagi. Oh, ya??? Bagaimana caranya?

Tarik saja salah satu ellipse, seperti MENJADI PENULIS TERKENAL (point m). Lakukan hal yang sama! Ambil kertas kosong. Gambarlah sebuah kotak di tengahnya. Tuliskan kalimat MENJADI PENULIS TERKENAL di dalamnya. Lalu gambarkan ellipse-ellipse di sekitar kotak Anda. Sebanyak yang anda suka, tentu saja. Makin banyak, makin bagus.

Isilah ellipse-ellipse tersebut dengan semua “khayalan” anda tentang MENJADI PENULIS TERKENAL. Jangan takut berkhayal atau berandai-andai. Khayalan Anda bahkan boleh positif maupun negatif. Salah satu contoh khayalan positif misalnya “karyaku akan difilmkan”. Sedangkan contoh khayalan negatif, katakanlah seperti “sombong”.

Anda tidak perlu takut untuk menuliskan hal-hal negatif dalam ellipse-ellipse Anda. Mengapa? Sebab yang negatif itu bisa disulap menjadi sesuatu yang positif. Sebuah khayalan negatif tentang kesombongan dapat menjadi sebuah judul bab yang bagus, yakni “mengatasi potensi kesombongan”.

Menggambar ellipse-ellipse. Sepertinya Anda merasa pernah mendengar hal ini? Ya! Inilah yang orang sebut-sebut sebagai pemetaan pikiran atau mind mapping itu. Nah, bagaimana sekarang?

Ambillah selembar kertas. Kemudian mulailah menggambar dan mengisi ellipse-ellipse Anda. Tuliskan di sana semua yang menggelisahkan Anda tentang sesuatu hal. Anda akan dikejutkan oleh kemampuan diri Ada sendiri. Anda dalam keadaan “MAKIN KAYA IDE”.

***

Tips Kepenulisan: Sekali-kali keluarlah dari Zona Nyaman

Keluhan bukan barang baru bagi penulis. Bahkan penulis yang sudah menghasilkan buku pun kerapkali mengeluh ketika menjalani profesi menulis. Apalagi penulis pemula atau mereka yang mencoba-coba memulai karirnya dalam menulis. Selalu saja da kalimat yang terlontar dari lubuk hati yang paling dalam:

"Wah, ide buntu. Mau nulis apa, nih?"
"Habis paragraf ini apa ya?"
"Masih bertahan di halaman 10, kapan nyampe halaman 100-nya?"
"Duh, jangan pekan ini, deh. Sebulan lagi tulisannya selesai."
"Nggak ada komputer. Kalau ada laptop enak nih nulis."
"NYari data kudu ke warnet dulu. Internet nggak ada di rumah."
Bla... bla... bla...

Inilah sebagian zona nyaman yang sering menghinggapi. Ibarat kata pepatah 'rumput tetanga jauh lebih hijau dari rumput di halaman sendiri'. Seringkali ketika menulis kita melihat di luar diri dan langsung menjatuhkan penilaian bahwa itulah yang nyaman dalam menulis.

Misalnya, di rumah tidak ada notebook yang ada hanya komputer personal atau PC. Itu pun harus dipakai bergantian dengan orang-orang di dalam rumah. Sesaat muncullah bisikan dalam hati, "Kalau punya laptop enak nih kerja. Kalau PC punya sendiri di dalam kamr bakalan selesai tulisannya. Wah, kalau punya PC dan laptop enak kerja di mana saja."

Menciptakan zona nyaman itu hulunya adalah menciptakan enaknya menurut diri kita sendiri ketika menulis. Melihat bahwa, misalnya, penulis x yang sudah  terkenal diketahui nyaman menulis di mana saja karena ada laptop selalu dibawa di tas punggungnya. Dan seandainya kita memiliki laptop akan mengira akan sama produktifitasnya dengan penulis x itu.

Padahal, zona (yang kita kira) nyaman itu sebenarnya tidak seratus persen bisa bikin kita nyaman dalam menulis. Laptop yang kita punya pun bisa menjadi pangkal ketidak nyamanan. "Wah, laptop layarnya 14 inci, coba kalau 10 inci. Kecil enak dibawa kemana-mana."

So, sekali-kali ketika menulis keluarlah dari zona nyaman itu. Jika tidak punya buku referensi, jalan ke perpustakaan atau 'numpang' baca di toko buku. Menulislah dengan apa yang ada dan apa yang kita punya.

Percayalah, kepayahan dalam menyelesaikan 100 halaman dikemudian hari nilai kepayahan itu akan tergantikan dengan persaaan laur biasa; mengetahui buku diterbitkan, takjub memandang nama kita ada di kaver buku, diberi selamat oleh pembaca,  dan syukur-syukur buku jadi best seller.

Ibarat kata-kata bijak, setiap kesulitan akhirnya akan ada kemudahan...


by: Kang Arul

Tips Kepenulisan: Motivasi dari Asma Nadia


Menulis itu berjuang!



Lalu, adakah kata kemalasan dalam kamus berjuang itu?



Pantaskah menunggu mood dalam satu perjuangan?


Bolehkah mengeluh dan menyerah kalah karena ketiadaan fasilitas?


No excuse!



Alasan-alasan untuk tidak menulis hanya diabadikan oleh mereka yang tidak ingin mimpinya menjadi kenyataan.

Atau sederhananya, memang tidak benar-benar ingin menjadi penulis.

Tips Kepenulisan: Tertular Semangat Nicholas Sparks

Seperti kebanyakan penulis sukses pada umumnya, sebelum dia mengoleksi berbagai penghargaan sehubungan dengan sastranya, dia mulai mengoleksi surat penolakan dari penerbit sejak masih belia.

Tapi kesuksesan Nicholas Sparks ternyata nggak hanya itu, sejak novel pertamanya selesai, yang akhirnya tidak pernah dikirimkan ke penerbit manapun, malah dimakamkan hidup-hidup dalam kuburan sastranya, sejak saat itu dengan penuh tekad, Nicholas berhasil menerbitkan novel-novel bestseller, dan dikenal dunia.


Delapan novel di antaranya telah difilmkan oleh Hollywood, dan diperankan oleh aktris dan aktor kenamaan perfilman Hollywood, sebut saja
  • The Notebook
  • A Walk to Remember
  • Night in Rodanthe
  • Message in The Bottle
  • Dear John
  • The Last Song
  • The Lucky One
  • Dan yang terbaru Safe Haven.

Gue pernah baca profilnya di salah satu tabloid infotainment. Bagaimana pengalaman menulisnya dideskripsikan oleh si tabloid dengan begitu asyik dan mengharukan, serta menambah motivasi menulis.

Pengalaman menulis Nicholas, seperti mengajarkan gue untuk bersabar. Menulis, kirim ke penerbit, ditolak penerbit, dan menulis lagi. No matter what. No matter how. Sabar dan terus menulis. Selalu memberikan kesempatan kedua dan ketiga dan keempat dan seterusnya pada diri ini untuk berkreasi, untuk membuktikan bahwa diri kita mampu menghasilkan prestasi terbaik, dan mendatangkan apresiasi terbaik pula.

Jadi, sebetulnya tujuan utama menulis adalah untuk mencapai achievement itu. Dan, selama prosesnya, yang selain akan lebih menghasilkan banyak pemikiran kreatif, ide-ide, juga menelan tolakan dari penerbit.

Gue pernah baca juga di salah satu buku, kira-kira kalimatnya seperti ini: "Orang yang paling sering menerima penolakan, adalah penulis"

Boleh gue tambahkan di sini: "Dan, penulis adalah orang yang paling tak tahu malu, sudah ditolak, masih juga mengirim naskah"

Kira-kira begitu, kawan.

*** 

Tips Kepenulisan: Buntu Menulis

Dulu, waktu masih sibuk tesis, trus berlanjut ke diklat bea cukai, ide-ide cerpen datang beruntun. Nggak tau tempat, nggak tau waktu, nggak tau diri.
Padahal dikejar-kejar dosen, disuruh nyerahin bab 2, bab 3, bab 4.
Belum lagi dihantui oleh buku-buku diklat setebal kasur, yang menuntut untuk dibaca sampe lembar paling belakang!
Saking nggak bisa nahan diri untuk nulis, disempetin bikin satu dua cerpen. Betul-betul curi-curi kesempatan. Colong-colong waktu.

Nah, sekarang? Giliran lagi kosong, dan sudah nggak repot sama urusan sekolah, tapi ide-ide cerpen itu?? Mereka lari-larian. Susah banget dikejar. Apalagi ditangkap, dimasukin kandang, trus dijadiin ternak "ide"???

***

Ini disebut juga dengan writer's blockBuntu sebuntu-buntunya.

Pernah juga baca beberapa tips jika mengalami itu.Salah satunya: tulis apa aja yang dipikirkan si otak kanan. Apa saja. Terserah!Kalo sekarang yang ada di otak kanan adalah tentang otak yang buntu, jadi gue menulis tentang hal ini.


Berikut beberapa tips mengatasi kebuntuan yang bisa dicoba:


  1. Membaca buku juga disebut sebagai salah satu cara mengatasi kebuntuan. Membaca buku sudah terbukti dapat menambah wawasan, imajinasi, serta memperkaya gaya penulisan. Misal, baru saja selesai membaca buku TLOTR, maka gaya penulisan dan bertutur kita secara tidak langsung mengikut pula dengan gayanya Mr. Tolkien.
  2. Bukan cuma membaca buku, tapi perlu juga memperhatikan lingkungan sekitar. Setelah mengingat cerpen yang gue tulis itu, beberapa di antaranya adalah hasil dari mengamati dan mencermati. Cinta Sridevi, Aris & Kucil, Ssst... Ini Rahasia, dan Semalam Bersamanya adalah ide-ide yang muncul di angkot.
  3. Tips lainnya, seperti: mengganti alat tulis, jika rutinitas menulis menggunakan PC atau Notebook, maka coba diganti dengan tulis tangan pake pena dan kertas, atau bahkan mesin tik. 
  4. Dan jangan lupa mengubah tempat menulis, kalau biasanya duduk berhadapan sama PC di meja, atau memangku Notebook di tempat tidur atau sofa. Nah, kali ini tempat menulisnya dipindah. Misalnya, menulis di halte, atau di pasar tradisional. Kalau kurang rame, coba di terminal. Pernah juga kepikiran menulis di objek-objek wisata. Biasanya para fotografer yang gemar menyalurkan hobi di situ. Sekarang giliran penulis. Coba bayangkan, menulis di depan kandang monyet di Ragunan, atau di bawah perut ikan pari di Seaworld, atau di tengah-tengah kebun teh, atau bahkan menulis di puncak tertinggi Gunung Rinjani. Kalau mau sekalian yang ekstrem: menulis saat bungie jumping, atau terombang-ambing di sungai deras arung jeram. Hebat!!!!
  5. Terakhir, dan ini yang paling gampang kayaknya: Ngobrol. Sama siapa saja, dimana saja, melalui apa saja. Apalagi jika bicara dan diskusi dengan orang-orang baru. Dijamin, minimal ada satu ide yang mampir, dan bisa kita explore.
Nah, jadi jangan sedih kalo sedang buntu. Buktinya "kebuntuan" ini bisa menjadi ide, dan pada akhirnya selesai ditulis.

Review Buku: The Blind Owl

blind owl
Genre:Literature & Fiction
Author:Sadeq Hedayat

Sebetulnya cerita The Blind Owl biasa saja, tentang seorang suami yang stres berat karena tingkah laku istrinya, seorang pelacur. Sampai dia tega membunuh istrinya itu, lalu tubuhnya dipotong-potong, dimasukkan ke dalam tas koper, dan dimakamkan di bawah pohon.
Betul kan ceritanya biasa saja. Soalnya di Indonesia sendiri ada yang lebih parah, tau sendirilah siapa orangnya.

Tapi, gaya penulisannya itu yang buat novel ini dapat empat bintang dariku. Gaya penulisannya: Sastra Sekali.
Bahasanya rumit, namun indah. Dingin, tapi cantik. Si penulis betul-betul menjiwai tokoh "aku" yang kondisi mentalnya acak-acakan, dan jiwanya tidak berbentuk. Seluruh pikiran si tokoh "aku", rancu, dan ngelantur kemana-mana. Membaca buku ini, kurang lebih kita mengerti tentang apa yang dipikirkan orang tidak waras, secara dalam dan seksama.

Si penulis, beberapa tahun setelah menerbitkan novel ini, membunuh dirinya sendiri. Sebab ia merasa tidak mampu lagi menerbitkan mahakarya-mahakarya lainnya yang se-level dengan The Blind Owl.

Review Buku: Malaikat Jatuh

Buku Malaikat Jatuh
Genre:Literature & Fiction
Author:Clara Ng

Clara Ng adalah salah satu penulis lokal favoritku. Jika ada yang pernah membaca karya bestsellernya, Indiana Chronicle, yang lucu, centil, cerdas, dan modern, maka akan menemukan perbedaan besar dengan karya-karya lainnya dalam buku ini.

Malaikat Jatuh adalah sebuah buku kumpulan cerpen Clara Ng. Kisah fantasi negeri-negeri dongeng, negeri-negeri antah berantah, yang unik, gelap, dan suram. Namun ada benang merah yang dapat ditarik dari keseluruhan cerpen, yaitu tentang cinta ibu dan anak.
Di dalam buku ini, tidak akan ditemukan cerita yang biasa-biasa saja. Sebab semua cerpennya penuh dengan imajinasi liar, yang terendap dalam dan lama, menunggu untuk dibebaskan, dan mengguncang logika.
Inilah keistimewaan Malaikat Jatuh, sehingga layak mendapatkan empat bintang.

NB: Salah satu cerpen favoritku dalam buku ini, berjudul Makam. Tentang seorang anak manusia yang sering berziarah ke makam ibunya. Membawakan bunga-bunga untuk sang bunda, sebagai ucapan rasa terima kasih, dan cinta yang tulus. Hal unik yang terkandung dalam cerpen ini, tertulis di bagian akhir cerpen. Pokoknya takjub ketika mengetahui siapa sesungguhnya sang bunda yang dimaksud?
Cerpen lainnya yang juga favorit, berjudul Istri Paling Sempurna, dan Malaikat Jatuh.

Review Buku: Plain Truth - Kebenaran Sederhana

Plain Truth
Genre:Literature & Fiction
Author:Jodi Picoult

Buku ini menceritakan secara rinci tentang kehidupan masyarakat Amish, yang tinggal di kota kecil Paradise, Pennsylvania, Amerika Serikat. Dari mulai kesibukan sehari-hari, kesederhanaan mereka, cara beribadah, pakaian, pola makan, dan pengadilan ala Amish, yang jauh berbeda dengan masyarakat kota pada umumnya. Menambah sedikit wawasan tentang kehidupan mereka.

Lalu seorang pengacara pembela bernama Ellie Hathaway mendapat tugas untuk membela seorang kliennya, Katie Fisher, gadis Amish yang dituduh melakukan pembunuhan tingkat satu terhadap bayinya sendiri.

Cerita berkembang saat Ellie diharuskan hidup di rumah pertanian Amish, dan mencoba untuk beradaptasi dengan mereka. Ellie mendapati begitu banyaknya dilema dalam menghadapi kliennya itu. Mulai dari pengakuan Katie bahwa dia tidak membunuh bayinya, sampai dengan aturan Ordnung, semacam aturan gereja setempat, tentang pengakuan kesalahan, pengisolasian, serta penerimaan kembali sebagai Amish. Plus penemuan bukti-bukti yang sangat menyudutkan kliennya.

Semua usaha dikerahkan oleh Ellie, dengan segala intrik di ruang sidang; antara pembela dan jaksa penuntut umum, hakim, para juri, dan para saksi. Asumsi dan spekulasi bagaikan benang kusut, bertebaran di banyak babnya. Menegangkan, namun mengasyikkan.

Fokus cerita bukan hanya pada dunia hukum dan pengadilan, banyak pesan moral yang ingin disampaikan Jodi Picoult dalam bukunya, yakni tentang hangatnya cinta dan kasih sayang antarsesama anggota keluarga, serta kebersamaan dalam satu komunitas lebih penting daripada pemikiran egosentris.

Alur ceritanya rapi, dialog-dialognya cerdas, dan di akhir cerita (betul-betul di baris akhir dari novel ini) kita mendapati satu kebenaran yang sederhana (sesuai dengan judulnya) yang mengungkapkan misteri pembunuhan bayi Katie Fisher.

Review Buku: Chicken Soup For The Writer's Soul: Harga Sebuah Impian

Harga Sebuah Impian
Genre:Nonfiction
Author:J. Canfield, M. V. Hansen, B. Gardner

Kumpulan cerita pendek, yang merupakan kisah nyata, tentang dunia kepenulisan.
Ditulis oleh penulis-penulis besar, yang sudah menerbitkan banyak mahakarya. Isinya bukan saja tentang suka-duka dalam meraih impian kebanyakan penulis (yaitu karya-karya yang diterbitkan), tapi juga sarat dengan prinsip-prinsip dasar kepenulisan.

Setiap selesai baca satu kisah pendeknya, cengir lebar menghiasi wajah. Lalu dalam hati berujar, "Gak salah gue milih hobi ini."
Sebetulnya bukan sekedar hobi aja, kalau mood lagi enak, baru menulis. Kegiatan ini lebih tepat diartikan sebagai alat terapi jiwa paling canggih. Dengan menulis, kita berdialog dengan diri sendiri, supaya lebih mengenal dan memahami keinginan serta kebutuhan diri, lalu menghormati dan menerima diri ini apa adanya. Dan usahakan menulis dengan jujur.

Selain itu, setelah baca buku ini, gue diajarkan untuk bersikap sabar dalam mengalami penolakan dari pihak lain, salah satunya media penerbitan.
Dan mengenal perjuangan ekstra keras para penulis pemula dan kacangan, sampai mereka menjadi penulis-penulis besar yang digandrungi dunia.

Penulis pemula wajib baca!
Bahkan kalau perlu, wajib punya!

Review Buku: Laskar Pelangi

buku laskar pelangi
Genre:Biographies & Memoirs
Author:Andrea Hirata

Agak takut juga saat mau buat resensinya di sini. Soalnya sudah kebayang banyak orang yang sudah khatam tetralogi LP. Gue sendiri telat baca. Kemarin-kemarin sibuk bikin tesis, sampai nggak sempat baca buku populer ini.

Kalau gue tulis resensinya, ternyata ada salah-salah menterjemahkan atau mengeja nama-nama dan lokasi-lokasi dan momen-momen, dikhawatirkan resensi buku gue akan dicekal. Jadi, sebelumnya minta maaf dulu deh, maaf kalau ada salah sedikit, dan maaf kalau sangat terlambat.

Well, Buku ini berkisah tentang sembilan siswa dan dua siswi, yang mengecap pendidikan di sekolah Muhammadiyah, di Belitong.
Walau mereka miskin, dan tinggal di daerah kumuh, tapi bagi mereka pendidikan tetaplah nomor satu. Didukung oleh Bu Muslimah, seorang guru yang sangat sabar, dan menaruh kepercayaan kuat pada mereka dalam meraih prestasi-prestasi gemilang. Juga Sang Kepala Sekolah, Pak Harfan, yang selalu bijak dalam berkata-kata.
Prestasi yang mereka raih, lomba cerdas cermat dengan kemenangan mutlak, serta perayaan Agustusan yang spektakuler. Begitu juga dengan banyak petualangan yang lucu dan mendebarkan.
Hidup dalam kesulitan yang digambarkan si penulis, memberikan banyak pelajaran. Mulai dari memaknai pentingnya pendidikan, sampai belajar mengartikan hidup dengan lebih legowo.

Review Buku: Sang Pemimpi

Genre:Biographies & Memoirs
Author:Andrea Hirata

Bagian ini yang menyenangkan: selesai membaca satu buku, langsung menulis resensinya di sini.

Sang Pemimpi, menceritakan tentang persahabatan tiga orang remaja: Arai, Ikal, dan Jimbron. Mengisahkan juga tentang mimpi-mimpi mereka: melanjutkan sekolah ke Perancis, lalu berkelana keliling Eropa dan Afrika.
Impian yang luar biasa, mengingat betapa miskinnya kehidupan mereka, dan betapa besar pengorbanan yang harus mereka lakukan.
Mulai menjadi kuli ngambat (atau kuli panggul ikan), sampai mencari peruntungan ke Jakarta, tapi ternyata malah nyasar ke Bogor.

Diceritakan dengan lucu oleh si penulis, apalagi pada momen-momen kenakalan remaja mereka. Menonton bioskop ternyata adalah larangan terbesar bagi siswa-siswi Belitong (pada jamannya). Dikisahkan pula dengan mengharu biru sebuah jalinan persahabatan sejati antarmereka. Ada satu bagian dimana penulis dapat membuat pembacanya tertawa dan menangis berbarengan. Edan!

Dan diceritakan dengan menggebu-gebu saat para tokoh mencoba merealisasikan impian mereka, sampai menyulut diri sendiri untuk mempertanggungjawabkan mimpi yang terlanjur terangkai.
Pastinya buku ini dapat memberikan motivasi dalam bermimpi, serta pesannya: jangan pesimis untuk mewujudkan impian itu.

Review Buku: A Thousand Splendid Suns

A Thousand Splendid Suns
Genre:Literature & Fiction
Author:Khaled Hosseini

Judul buku ini diambil dari sebuah puisi karya Saib-e-Tabrizi, seorang pujangga asal Persia abad ke-17:
"Siapa pun takkan bisa menghitung bulan-bulan yang berpendar di atas atap, ataupun seribu mentari surga yang bersembunyi di balik dinding."


Dari masih muda belia, Mariam sering mendapat perlakuan kasar dari ibunya. Penyangkalan Nana, ibunda Mariam, atas dosa zina yang dilakukannya bersama sang majikan, Jalil, membuat Mariam selalu dirundung kesedihan dan rasa bersalah.
"Harami kecil pengkhianat," kata-kata itu yang selalu meluncur dari mulut Nana. Dan semua kesalahan Nana pun dipikulkan dengan paksa ke bahu Mariam.

Menjelang ulang tahunnya ke-14, Mariam hanya menginginkan satu hadiah, yaitu menyaksikan film kartun di bioskop milik ayahnya. Tapi sayangnya, keinginan itu ditentang oleh Jalil sendiri, yang hanya menganggap Mariam sebagai aib. Pun ditentang oleh ibunya, "Aku akan mati kalau kau pergi, Mariam!"

Pada akhirnya, Mariam pun nekat pergi seorang diri untuk menemui ayahnya.Tapi ternyata Jalil menolak bertemu, Mariam pulang dengan kekecewaan terbesar. Begitu sampai di kolba, Mariam melihat tubuh Nana tergantung di pohon tua, dan kakinya terayun-ayun. Nana membunuh dirinya sendiri, persis seperti yang diucapkannya.

Hidup Mariam lantas berubah. Penolakan dari istri-istri Jalil untuk tinggal satu atap dengannya, sampai pernikahan paksa dengan seorang duda, bernama Rasheed, yang usianya 30 tahun lebih tua darinya.
Hidup bersama Rasheed pun tidaklah indah. Rasheed adalah tipikal suami yang ringan tangan. Dia tidak segan melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Hinaan, pukulan, tamparan, pecut dan cambuk selalu diterima Mariam hanya karena alasan sepele. Dan tidak sedikit pun Mariam berani membela diri.

Bukan cuma kehidupan Mariam yang dituliskan sedemikian rupa oleh Khaled Hosseini, hingga sanggup mengalirkan bergalon air mata. Tapi juga kisah Laila, dengan segudang permasalahan yang tidak jauh berbeda. Bagaimana nasib dapat mempertemukan mereka dalam satu atap, satu penderitaan.

Kisah hidup dua perempuan Afghanistan di tengah-tengah peperangan yang berkecamuk, mulai dari pendudukan oleh Uni Soviet sampai saat Taliban berkuasa. Mereka berjuang dan bertahan dari banyak hal, khususnya ketika harkat, martabat dan hak asasi kaum hawa dijungkirbalikkan, dan busuknya lagi, hal itu dilakukan atas nama Islam.

Buku yang dapat memberikan sejuta asa untuk terus berjuang mencari cinta dan kebahagian hakiki. Serta membawa berjuta inspirasi untuk tetap bertahan sebagai wanita-wanita tangguh.
Melodrama yang sungguh menyentuh.

Review Buku: Perfume: The Story of a Murderer

Buku Perfume
Genre:Mystery & Thrillers
Author:Patrick Suskind

Pada abad ke-18, Grenouille, seorang ahli pembuat parfum, yang dapat mengendus jutaan aroma dan menyimpan seluruhnya di otak, tanpa kesulitan untuk membeda-bedakannya, mempunyai rencana untuk membuat parfum terbaik di Perancis. Tujuan utamanya untuk menguasai manusia, dengan menggunakan bahan dasar, yaitu aroma tubuh 25 gadis yang masih perawan.
Mereka harus dalam keadaan tidak bernyawa dan tidak berbusana ketika master parfum itu mencuri aroma tubuh mereka dengan menggunakan lemak sapi atau babi.

Keinginan untuk menguasai manusia dan dicintai oleh mereka sudah ada sejak Grenouille terlahir ke dunia.
Dilahirkan tanpa bau manusia normal, dari rahim seorang pelacur, dan berlokasi di pasar ikan yang amis, cukup membuat Grenouille merasa dikucilkan.
Tapi Tuhan tidak akan memberikan banyak keburukan tanpa satupun kebaikan. Sebuah indera penciuman super dianugerahkan Tuhan untuknya.

Karier Grenouille makin gemilang, saat ia diharuskan bekerja dan belajar dari satu ahli parfum ke ahli parfum lainnya. Bahkan bakatnya itu mendapat predikat si genius parfum. Sampai parfum terbaik beraroma perawan berhasil ia ciptakan.

Satu tetes parfum aroma perawan sanggup membuat puluhan ribu masyarakat Grasse, Perancis tersihir dan menunduk kagum penuh cinta kepada Grenouille, untuk kemudian melakukan hal tergila: pesta seks di alun-alun kota.
Bayangkan jika satu botol parfum aroma perawan disemprotkan di tubuhmu!

Baca masterpiece karya Suskind, ending-nya sempurna.

Review Buku: Beauty Case

Buku Beauty Case
Genre:Romance
Author:Icha Rahmanti

Namanya Nadja. Seorang perempuan yang rame, bawel, sangat atraktif, optimis, dengan kreatifitas tinggi. Bekerja sebagai art director, mendesain dekor untuk sebuah acara talk show.
Kisah hidupnya penuh warna, ditemani oleh dua sahabatnya: Obi dan Dian.

Dari Obi, Nadja mengenal seorang pria, bernama Budi Nasution, ganteng, tajir, pokoknya the eligible man versinya.
Di buku ini digambarkan seorang Nadja yang tergila-gila pada satu kata, yaitu: Kecantikan. Karena menurutnya gadis yang paling cantik di sebuah kontes kecantikan, akan mendapatkan trophy-nya. Dan pada kehidupan nyata, trophy itu adalah the most eligible man, misalnya seperti Budi Nasution.

Namun sayangnya, Nadja harus bersaing dengan seorang model supercantik bernama Dania Soedjono, yang memiliki kecantikan absolut.
Tidak adil memang, bahwa dunia masih beranggapan yang tercantik, yang terbaik. Dan tipikal cantik, adalah kulit putih, tinggi langsing, rambut hitam lurus panjang, dan lainnya, dan lainnya.

Tapi Nadja adalah perempuan yang pintar, mandiri, dan kuat. Dengan bantuan teman-teman dan keluarganya, dia menyadari bahwa tidak harus menjadi supercantik untuk memenangkan kontes. Bahkan tidak perlu mengikuti kontes sama sekali, untuk menjadi manusia bahagia.

Novel jenis chicklit, ditulis dengan bahasa yang ringan, mudah dicerna, sederhana, dan gaul tentunya.
Pesannya: jangan cuma melihat dari fisik luarnya, tapi pertimbangkan juga otaknya, kepribadiannya, dan ibadahnya.

Review Buku: KiLL!

Genre:Mystery & Thrillers
Author:Michael Marshall

Maaf sebelumnya, novel bestseller ini harus pasrah menerima dua bintang dari seorang Fairus Baggins. Bukannya tidak bagus, atau tidak layak baca.
Buku setebal 500 lebih halaman ini, sangat menegangkan, dan cukup membuat ketakutan, tapi membiarkan pembacanya terkatung-katung dengan ending yang menggantung, membuat satu karya jauh dari untung.
Bayangkan saja, penjahatnya belum tertangkap, dan di sana-sini masih terselubung misteri.

Namun, setelah dicermati, novel berjudul KiLL! ini merupakan buku pertama dari rangkaian Trilogy yang ditulis oleh Michael Marshall. Buku kedua dan ketiganya entah berjudul apa??

Buku terjemahan dari novel berjudul The Straw Men ini berkisah tentang pembunuhan, pembantaian, dan penculikan. Kejahatan-kejahatan besar yang dilakukan oleh manusia, terhadap manusia lainnya. Penulis mengistilahkan dengan Manifesto Manusia. Berbau sadistis, tapi gaya bahasa yang digunakan sangat smart.

Tersebutlah tokoh pertama, bernama Ward Hopkins. Dia dikabari bahwa kedua orangtuanya mengalami kecelakaan mobil, dan tewas di tempat kejadian.
Namun, Ward menemukan sebuah pesan yang ditulis oleh ayahnya, Don Hopkins, menyatakan bahwa mereka tidak mati. Pesan itu seperti sengaja diselipkan di buku dengan sembunyi-sembunyi.
Sebuah tanda tanya besar kini bersarang di kepala Ward. Dan dengan bantuan Bobby, salah satu temannya di CIA, Ward mencoba mencari berbagai jawaban, atau kunci, atau apalah yang dapat membongkar kotak hitam tersebut. Sampai membawa mereka pada realita yang menakutkan, bukti nyata bahwa pasangan Hopkins memiliki anak kembar, tapi membuang salah satunya di sudut keramaian kota.

John Zandt, tokoh sentral kedua dalam novel ini, adalah seorang mantan detektif LAPD. Bersama rekannya Nina, bahu membahu mencari seorang psikopat yang telah menculik dan membunuh beberapa gadis remaja, yang menamakan dirinya sendiri sebagai Si Manusia Tegak.

Serta skenario lain, bermacam-macam pembantaian manusia yang ditulis menyerupai kehidupan di Amerika, yang bebas memiliki senjata.

Dengan alur yang mengacak, maju-mundur, serta ke samping kiri dan kanan, penulis menyatukan semuanya pada satu adegan, ketika Ward diharuskan menemui kembarannya, yang tidak lain adalah Si Manusia Tegak sendiri.

Review Buku: Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek

Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek
Genre:Literature & Fiction
Author:Djenar Maesa Ayu

Seorang penulis ada baiknya tidak membatas-batasi buku bacaannya, begitu yang sering dilatunkan para mentor menulis.
Jadi tidak ada masalah saat buku kumcer ini ada di tangan, dan mata ini menggerayanginya sampai habis.

Namun beberapa orang tidak setuju dengan sastra karya Djenar. Mereka menyebutnya sebagai sastra mazhab selangkangan.
Pada isi cerita: perselingkuhan, free sex, dunia homoseksual, pencabulan, dan lain-lainnya itu. Mengesankan bahwa kehidupan seperti itu lumrah adanya. Wajar. Dan normal saja.

Cerpen-cerpen yang tekumpul ditulis dengan bahasa "sedikit vulgar" menurutku. Mungkin menurut orang lain "sangat vulgar". Atau bahkan "tidak vulgar sama sekali", melainkan "nyeni". Itulah mengapa banyak pro-kontra terhadap UU Pornografi, karena batas antara seni dan porno, hanya dilapisi kain tipis menerawang.

Cerpen-cerpen bertema sama, tentang seks dan cinta.
Jika Djenar disebut-sebut sebagai penulis yang pro gerakan syahwat merdeka. Maka di sini aku anggap dia sebagai jenius sastra. Mungkin berlebihan, tapi biar saja.
Bukan tanpa sebab. Karena dia merangkai hampir semua kata, menjadi kalimat berima, yang enak dibaca. Kemudian menyatukannya, menjadi satu kesatuan cerita. Pesan pun ada.

Jadi memang layak baca untuk penulis pemula. Tidak perlu menyerap nilai dan ajaran dalam cerpen-cerpennya. Cukup dijadikan inspirasi, dan mulai latihan menulis dengan rima.

Thursday, March 20, 2014

Review Buku: The Alchemist

The Alchemist
Genre:Literature & Fiction
Author:Paulo Coelho

Seorang anak gembala, bernama Santiago, membuat keputusan terbesar dalam hidupnya: menjual seluruh dombanya untuk bertualang.
Petualangannya itu demi mencari setumpuk harta karun. Ia melihatnya dalam mimpi secara berulang-ulang. Mimpi yang sama, di tempat yang sama: di bawah Piramida-Piramida Mesir.

Awalnya dia bertemu seorang gipsi. Diramalkan bahwa Santiago kelak akan menjadi pemuda kaya raya.
Bukan cuma itu, seorang raja dengan penutup dada dari emas, juga mengatakan hal yang sama. Setelah dia yakin akan mimpi yang akan terwujud, perjalanan pun dimulai.

Pergilah Santiago ke daratan Afrika, dimana penduduknya kebanyakan adalah orang-orang muslim, yang rela meninggalkan pasar yang ramai, demi sebuah do'a yang dilantunkan muadzin di atas menara.

Setelah mengalami kesialan di awal kisah petualangannya, yang menyebabkan ia jatuh miskin, Santiago pun bekerja di toko kristal. Menjual alat-alat makan, dan pajangan, serta menjual teh yang disajikan dalam wadah-wadah kristal.

Penulis juga menceritakan bagaimana perjalanan seorang anak gembala di gurun pasir yang luas tak terkira. Mencermati bahasa universal yang diformulasikan sedemikian rupa oleh sang alkemis, seorang teman seperjalanan.
Sampai pada akhirnya satu impian (yang sempat dikubur dalam-dalam, karena mustahil untuk diraih) berhasil diwujudkan.

Perwujudan impian itu adalah hasil kolaborasi antara dirinya dengan alam semesta, serta hati kecilnya yang selalu berceloteh ini dan itu.

Bahwa alam semesta akan bahu membahu untuk menolong seorang manusia mewujudkan impiannya.

Dan bahwa hati kecil manusia dapat berbicara, walau pelan dan samar, namun apa-apa yang diucapkannya adalah benar.

Tulisan Paulo sangat ringan. Menarik untuk dibaca, mulai dari halaman ke satu sampai terakhir, dibaca langsung dan tanpa jeda. Tidak membuat jenuh, dan mudah dipahami. Dan yang paling penting, disampaikan banyak pesan dalam karyanya ini.

Review Buku: The Last Don

buku the last don
Genre:Literature & Fiction
Author:Mario Puzo

Dari halaman pertama sampai kira-kira 3/4 buku ini, isinya begitu menjemukan. Terlalu banyak tokoh yang beredar di sekitar tokoh sentral, yaitu Sang Don Terakhir: Don Domenico Clericuzio. Dan banyak dialog antara para tokohnya. Meski begitu Sang Don sendiri kurang banyak porsi untuk tampil di novel ini.
Tapi memang begitu ciri khas Mario Puzo dalam menggarap novel-novelnya. Banyak percakapan.

Menjelang lembar-lembar akhir novel ini, baru mulai terasa ketegangan yang terjadi.
Para Mafia, Bruglione atau disebut juga sebagai prajurit, dan Algojo Keluarga yang terkenal: Pippi De Lena, mereka semua beraksi di setting yang dibuat khusus di Hollywood, Las Vegas.
Yang aku suka adalah gaya Sicilia tidak hilang. Omerta tetap dinomorsatukan dalam Keluarga. Walaupun akhirnya kekaisaran Clericuzio, dengan harta haramnya yang berlimpah-limpah, mulai tercabik-cabik dari dalam. Ada seorang pengkhianat dalam Keluarga.

Memang benar, jika kita melakukan dosa, apalagi semisal dosa besar: membunuh seorang suami dan calon ayah dari Keluarga Santadio, yang sangat beringas, akan mendatangkan pula karma berupa pembunuhan sadis.

Kesalahan Don Domenico hanyalah membiarkan putri satu-satunya jatuh cinta pada salah satu putra tertua dari Klan Santadio. Cinta terlarang mereka ingin dimusnahkan oleh kedua Don dari dua Klan itu.
Namun, bayi dalam kandungan dapat meluluhkan hati Don Santadio, tapi tidak Don Domenico Clericuzio.

Dia mengutus Pippi De Lena untuk membantai seluruh Klan Santadio, tanpa terkecuali. Namun, ada satu Santadio yang tersisa, yang tidak dibunuh, yang akan dilahirkan ke dunia, tumbuh besar, dan siap membalaskan dendam orangtuanya.

Pertama yang mati mengenaskan adalah Sang Algojo. Nasib sial menimpanya, seorang pengedar narkoba kelas teri menembak membabibuta, enam peluru di dada, dan satu peluru bersarang di kepalanya.

Putra tertua Pippi: Cross De Lena, tidak percaya dengan kematian ayahnya. Rasanya tidak mungkin Sang Algojo akan takluk begitu saja pada penjahat di kelas paling bawah itu.
Cross yakin ada satu rahasia besar yang terselubung, dan hal ini tersangkaut pada nama Keluarga.

Cross bersiap diri untuk membalaskan kematian ayahnya. Namun, dia harus berhadapan secara langsung dengan Klan Clericuzio yang ganas.

***

Cerita ini sudah dibuat film mini seri TV dengan judul yang sama, pada tahun 1997.

Review Buku: The Unbearable Lightness of Being

Genre:Romance
Author:Milan Kundera

Selesai bertemu sapa dengan para mafia Itali yang bermukim di Hollywood, aku langsung terbang ke Praha - Ceko, diundang oleh seorang dokter bedah bernama Tomas. Pada masa itu, masa yang cukup sulit, penyebabnya adalah invasi Rusia, 1968.

Berikut adalah cuplikan pengalaman Tomas, Tereza, Sabina, & Franz yang diceritakan langsung oleh "Sang Adam yang berkali-kali diusir dari surga", yaitu Milan Kundera. Dia langsung menjadi sahabat karib dalam waktu kurang dari dua minggu. Buku ini ditulisnya setahun setelah kelahiranku, yaitu 1984.

Semasa mudanya, Tomas, seorang ahli bedah ternama di Praha, adalah seorang playboy. Sejak pisah dengan istrinya, dia seringkali berganti-ganti rekan seranjang. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Tereza, yang bekerja sebagai waitress di bar, tempat pertama kali mereka bertemu.

Tereza jatuh hati pada pandangan pertama dengan Tomas. Saat ia mengamati Tomas, seorang pria gagah yang menyambangi bar, dengan membawa buku. Apalagi menurut Tereza, "Buku adalah emblem dari suatu persaudaraan rahasia," aku cungkil dari halaman 67 buku ini. Berikutnya kalimat ini menjadi quotes favoritku.

Biarpun, Tomas telah menikahi Tereza, tapi ia masih saja dengan hobinya itu: berganti-ganti rekan seranjang. Salah satu partner favoritnya adalah Sabina. Seorang pelukis. Sabina pun tergila-gila pada Tomas.

Namun, dengan gigih dan pasti, Tereza mampu memisahkan Tomas dari Sabina. Rasa cemburunya yang berlebihan, membuat Tomas akhirnya menyerah dan hengkang dari Praha, menuju ke pedesaan.

Bukan itu saja, ada alasan lain mengapa Tomas lebih memilih untuk tinggal di pedesaan, yang notabene tidak modern, dan tidak lebih hidup dari Kota.
Sejak Tomas menulis artikel di koran setempat, yang memuat kritiknya atas pendudukan Rusia terhadap Ceko, serta kritik terhadap pemerintahannya, serta partai-partai komunis di negaranya. Hal ini membuatnya kurang populer, dan bahkan menjadikan Tomas semacam buronan yang dianggap anti pemerintah, dan harus disingkirkan.
Awalnya, profesinyalah yang disingkirkan. Dari dokter bedah, derajatnya diturunkan, hanya berprofesi sebagai pengelap kaca, dari rumah ke rumah.

Buku sastra yang menarik ini, juga menyuguhkan kisah tentang Franz, kekasih gelap Sabina. Yang akhirnya mati ketika mencoba untuk menyelamatkan banyak nyawa, dengan cara terjun langsung ke konflik Thailand - Vietnam.

Kundera menulis bukunya dengan alur yang acak-acakan. Para tokoh dibunuhnya di tengah-tengah halaman buku. Namun, ia juga menuliskan kisah Tomas-Tereza dengan manis di bagian ending.
Dan, cara dia mengemukakan pandangan politiknya, jenius sekali.

Review Buku: Blind Eye

Buku: Blind Eye
Genre:Nonfiction
Author:James B. Stewart

Cerita di buku ini adalah kisah nyata. Tentang dokter muda yang tampan, Micheal Swango. Tapi tak ada yang menyangka bahwa ia adalah seorang pembunuh berantai yang handal. Swango adalah psikopat tulen.

Dr. Micheal Swango tega membunuh pasien-pasiennya dengan cara meracuni, entah langsung lewat suntikan, ataupun racun yang dicampur dengan cairan infus.

30an korban tewas, namun Swango masih bisa bebas, bahkan nyaris tidak ada tuntutan dari keluarga korban atau rumah sakit.
Di sini digambarkan betapa rumah sakit tutup mulut selamanya atas tindakan-tindakan malpraktik yang dilakukan para dokternya. Demi predikat, integritas, dan citra rumah sakit di ranah publik.

Bagus, tegang, mencengangkan, dan membuat kita berpikir kritis: mungkinkah setiap rumah sakit mempunyai dokter-dokter handal dalam bidang malpraktik, namun ditutup-tutupi oleh pihak rumah sakit?

Film Lama (Siapa yang tau judulnya apa?)

Sebetulnya ini cuma kisah di film yang pernah gue tonton. Tapi lupa apa judulnya, siapa aktornya, skenario persisnya seperti apa, tahun berapa dirilis, dan tahun kapan gue nonton di TV juga sudah lupa. Karena sudah sangat lama.

***

Seorang wanita usia 30an mendekati kepala empat. Masih single, tapi kariernya lumayan cerah. Profesinya adalah seorang chief editor di sebuah penerbitan buku. Badannya tinggi, ramping, dan rambut panjang sepunggung yang keriting serta berwarna blonde. Dia mempunyai sedikit masalah sosial, karena kesulitan bergaul dan beradaptasi dengan orang lain, termasuk adiknya dan istri adiknya, serta keponakan perempuannya yang berumur tujuh tahun (yang kebetulan berwajah mirip dengan si wanita ini saat ia seusianya). Masalah sosialnya ini kemungkinan besar karena pengaruh statusnya yang masih single di usia you must panic.

Rupanya status lajang yang menempel padanya sejak lahir, bukan saja membuatnya iri setengah mati pada adiknya yang sudah berkeluarga, namun juga berdampak pada pekerjaannya. Ia terlalu workaholic, tapi tidak fokus. Dia senang berada di kantornya sampai larut malam, dan pergi minum-minum setelahnya, lalu bangun pagi dengan keadaan masih mabuk berat, dan kembali ke kantor, melakukan rutinitas yang sama sampai malam.


Sebagai chief editor yang menerima banyak naskah dari penulis-penulis pemula, yang seharusnya lebih diperhatikan olehnya sebagai produk baru yang lebih segar. Dia malah membiarkan naskah-naskah itu tergeletak tak tersentuh di meja kerjanya. Dan, ia pun mendapat banyak teguran dari atasannya.Hidupnya makin berantakan, ketika ponakannya yang berumur tujuh tahun itu mulai sering bertandang ke rumahnya, dan mengkritik cara hidupnya. Dia dibuat tak berdaya dengan celotehan anak itu yang terlalu mengajarkan cara hidup manusia normal. Kadangkala ia merasa begitu didikte oleh anak kecil, bagaimana menjalani satu hari penuh tanpa mabuk di malam harinya, bagaimana berinteraksi dengan wajar dengan orang sekeliling, dan bagaimana cara melirik lawan jenis, serta memikatnya dengan cara yang berkelas.

Awalnya dia kesal bukan main dengan keponakannya ini. Pernah sekali waktu dibawa pulang ke rumah orangtuanya, tapi ternyata anak itu malah menghilang. Dan sudah kembali ke apartemen si wanita.
Ternyata, si anak ini (yang sangat mirip dengannya ketika ia masih berusia tujuh tahun) bukanlah keponakannya itu, melainkan adalah dirinya sebenarnya ketika dia berusia tujuh tahun. Anak ini seperti datang dari masa lalu, dan kemudian menjadi bayangannya yang bijaksana dengan tujuan membenahi kehidupan dewasanya.

Dia mulai dapat menerima kehadiran bayangannya itu, walau masih belum dapat diterima akal sehat. Banyak orang yang melihatnya bicara sendiri, atau tertawa sendiri, sebab si kecil usia tujuh tahun tidak tampak oleh orang lainnya. Namun, begitu banyak perubahan yang ia rasakan sejak kehadiran sang bayangan. Dia pun mulai lebih bijak dalam menyikapi kehidupannya, serta kariernya. Ia mulai dapat menoleransi satu naskah super tebal yang ditulis oleh penulis baru. Dia membacanya, menghayati, dan mulai mengedit. Sampai naskah itu diterbitkan dan menjadi bestseller.

Hubungan dengan adik dan orang sekelilingnya membaik. Begitu pun dalam hal relationship. Pada akhirnya, dia menjalin hubungan baik dengan sang penulis, sampai mereka menikah. Lalu, ia dapat berdamai dengan masa kecilnya, dengan dirinya di masa kini, dan kehidupannya di masa yang akan datang.

Ending film ini begitu menyentuh, adegan saat si wanita memeluk anak kecil itu dan berkata bahwa ia mencintainya, lalu si bayangan masa kecilnya menghilang, dan ia memeluk dirinya sendiri, dan ia berkata bahwa ia mencitai dirinya apapun yang terjadi.

Mau banget nonton film itu lagi, tapi berhubung sudah lupa judul filmnya, dan siapa saja aktornya, susah juga cari key yang tepat untuk bisa googling ya.

***

PANDUAN PANITIA KELUARGA - AKAD NIKAH & RESEPSI

Buka-buka buku diary lama, eh ada catatan lumayan penting nih buat yang lagi persiapan mau nikah :D


Bukannya nggak percaya dengan WO yang kita pilih, tapi kan tidak ada salahnya minta bantuan keluarga dan membentuk panitia sendiri untuk mengecek tiap detail acara kita, agar berlangsung dengan lebih khidmat. 

Catatan-catatan di bawah adalah rangkuman hasil googling, moga berguna.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM & SELAMA ACARA BERLANGSUNG:


TRANSPORTASI
  1. Calon Pengantin & Keluarga sudah ada di gedung pukul ……………………, diantar oleh …………
  2. Penerima Tamu, Pagar Ayu/ Bagus & Among Tamu harus sudah sampai gedung pukul ……………, dijemput oleh ......
  3. Mobil pengantin >> pinjam milik ………………………….

PERLENGKAPAN AKAD NIKAH DI MASJID
  1. Meja nikah, taplak & vas bunga, harap menghubungi pengurus Masjid atau bisa juga menghubungi pihak WO.

PENGHULU
  1. Penghulu hadir jam 8 tepat, jika belum datang, harap segera ditelpon, dan dijemput.

PERLENGKAPAN DI GEDUNG RESEPSI

  1. Janur kuning sudah terpasang paling lambat pukul .....
  2. Penulisan nama pengantin harus benar dan jelas di masing-masing janur.
  3. Buku tamu & Spidol harus tersedia di meja penerima tamu. Jika belum ada, harap ditanyakan langsung ke pihak WO.
  4. Gembok, Kunci & Plastik besar. Sebagai kelengkapan gendul/ tempat angpao. Hubungi pihak WO, atau sediakan sendiri.
  5. Vas Bunga sebagai pemanis di meja penerima tamu. Harap hubungi pihak WO.
  6. Souvenir sudah diletakkan di tempat souvenir, paling lambat pukul ...... (penerima tamu sudah standby).

PERALATAN MAKAN
  1. Pastikan untuk mengecek Gelas, Piring, Sendok, Garpu dalam keadaan bersih dan layak pakai.
  2. Makanan & para petugasnya harus sudah rapi sebelum acara dimulai.
  3. Papan nama gubug harus sudah terpasang benar.
  4. Pemanas makanan (Buffet & Gubug) harus sudah standby & sudah dinyalakan.

SEKSI DAPUR
  1. Memastikan buffet nikah = ... porsi
  2. Buffet resepsi = ... porsi
  3. Gubug Siomay = ... porsi
  4. Gubug Sate Ayam & lontong = ... porsi
  5. Gubug Ketupat Laksa = ... porsi
  6. Gubug Martabak = ... porsi
  7. Gubug Es Doger = ... galon
  8. Gubug Lain-lain = …. porsi
  9. Sisa makanan di buffet nikah, pindahkan ke buffet resepsi.

SEKSI KONSUMSI
  1. Menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga yang dirias, dan tukang rias.
  2. Menyiapkan nasi box untuk penghulu.
  3. Menyiapkan nasi box untuk pengurus Gedung & Security
  4. Menyiapkan nasi box untuk pengurus Masjid
  5. Menyiapkan Kue-Kue untuk besan (dalam kantung) + souvenir.


DAFTAR PENERIMA TAMU

1. .....
2. .....
3. .....
4. .....


DAFTAR AMONG TAMU
1. .....
2. .....
3. .....
4. .....
5. .....
6. .....

DAFTAR PAGAR AYU/ PAGAR BAGUS
1. .....
2. .....
3. .....
4. .....
5. .....
6. .....


Review Buku: Gokil Mom: Diari Seorang Mami Dodol

Buku Gokil Mom
Genre:Parenting & Families
Author:Yenny Lesly

Setelah beberapa buku tebal yang gue baca belakangan ini, sekarang gantian baca buku tipis, yang hanya 152 halaman. Sebuah bacaan ringan.

Diangkat dari kisah nyata si penulis sendiri. Tentang kehidupan sehari-hari dari seorang ibu rumah tangga sekaligus wanita karier, yang memiliki seorang anak, dengan segala intrik dan dramanya. Dikisahkan dengan sangat lucu oleh si penulis.

Tapi berhubung buku ini berasal dari blog, maka betul-betul hanya cerita keseharian. Cukup bagus. Cuma agak membosankan.