Genre: | Literature & Fiction |
Author: | Djenar Maesa Ayu |
Seorang penulis ada baiknya tidak membatas-batasi buku bacaannya, begitu yang sering dilatunkan para mentor menulis.
Jadi tidak ada masalah saat buku kumcer ini ada di tangan, dan mata ini menggerayanginya sampai habis.
Namun beberapa orang tidak setuju dengan sastra karya Djenar. Mereka menyebutnya sebagai sastra mazhab selangkangan.
Pada isi cerita: perselingkuhan, free sex, dunia homoseksual, pencabulan, dan lain-lainnya itu. Mengesankan bahwa kehidupan seperti itu lumrah adanya. Wajar. Dan normal saja.
Cerpen-cerpen yang tekumpul ditulis dengan bahasa "sedikit vulgar" menurutku. Mungkin menurut orang lain "sangat vulgar". Atau bahkan "tidak vulgar sama sekali", melainkan "nyeni". Itulah mengapa banyak pro-kontra terhadap UU Pornografi, karena batas antara seni dan porno, hanya dilapisi kain tipis menerawang.
Cerpen-cerpen bertema sama, tentang seks dan cinta.
Jika Djenar disebut-sebut sebagai penulis yang pro gerakan syahwat merdeka. Maka di sini aku anggap dia sebagai jenius sastra. Mungkin berlebihan, tapi biar saja.
Bukan tanpa sebab. Karena dia merangkai hampir semua kata, menjadi kalimat berima, yang enak dibaca. Kemudian menyatukannya, menjadi satu kesatuan cerita. Pesan pun ada.
Jadi memang layak baca untuk penulis pemula. Tidak perlu menyerap nilai dan ajaran dalam cerpen-cerpennya. Cukup dijadikan inspirasi, dan mulai latihan menulis dengan rima.
No comments:
Post a Comment