Wednesday, April 30, 2014

Review Buku: The Mockingjay

review buku: mockingjay

Genre:
Science Fiction Novel
Author:
Suzanne Collins

Buku terakhir dari trilogi Hunger Games ditulis dengan penuh intrik perang & politik.

Katniss Everdeen yang sudah melalui Quarter Quell sebagai pemberontak di Catching Fire, berhasil diselamatkan oleh Haymitch (mentornya), Plutarch (salah satu juri Hunger Games), dan rekan-rekan lainnya. Kini dia baru menyadari bahwa Distrik 13 masih ada, dan sedang berjuang underground untuk merdeka dari penjajahan Capitol.

Katniss hidup di Distrik 13 yang banyak aturan. Setiap individu sudah memiliki jadwal sehari-hari yang dicetak di lengan mereka. Jatah makanan dibagi rata dengan kalori yang pas untuk aktifitas pada hari itu, tidak kurang tidak lebih. Mereka semua memakai baju yang serupa, seragam abu-abu.

Katniss dipinang oleh Presiden Coin, untuk menjadi simbol pemberontakan, Sang Mockingjay. Namun karena

Saturday, April 26, 2014

Hobi Saya Baca Buku

my books

Ada beberapa orang kasih tips, kalo lagi nggak bisa tidur waktu malam, coba baca buku. Dijamin ngantuk datang seketika.
Namun, sayangnya nggak berlaku buat gue. Saat mau tidur disuruh baca buku, yang ada gue nggak tidur sampe subuh. Apalagi kalo buku-nya seru, dan pas di bagian seperempat akhir yang bikin penasaran. Kalau nggak diterusin sampai habis, bisa-bisa kisahnya kebawa mimpi.

Waktu masih di bangku SD kelas 4, buku bacaan gue: serial Goosebumps, Fear Street, Animorphs, Lima Sekawan (Enyd Blyton), 4 Sekawan S.T.O.P., berbagai macam komik mulai dari Doraemon, Dragon Ball, Detektif Conan, Sailor Moon, dll. Serta majalah anak-anak, Bobo, & Donal Bebek. Sampai laci-laci meja belajar penuh sama buku-buku cerita.

Pernah suatu waktu, gue diajakin sama bokap ke cuci gudang buku-buku Gramedia di Palmerah Selatan. Semua buku dijual murah karena mau ngabisin stok. Misalnya aja 1 pc serial S.T.O.P. seharga

Thursday, April 24, 2014

Review Buku: The Hunger Games: Catching Fire

review buku catching fire

Genre:
Science Fiction Novel
Author:
Suzanne Collins

Buku The Hunger Games: Catching Fire ini adalah kelanjutan kisah dua tokoh utama: Katniss Everdeen & Peeta Mellark dalam buku pertama trilogi Hunger Games.

Di pertarungan berdarah Hunger Games, Katniss melakukan tindakan gila: ingin mengakhiri hidup Peeta dan dirinya sendiri dengan mencoba memakan buah-buah berry beracun. Dan ternyata hal ini dinilai sebagai pemberontakan oleh Capitol.

Presiden Snow yang mengetahui tentang ancaman ini, berpikir untuk mengawasi gerak-gerik Katniss. Dia membuat perjanjian agar Katniss mau berperan sebagai kekasih yang jatuh cinta setengah mati pada Peeta. Jika tidak mau, maka nyawa keluarganya yang menjadi taruhan. Dengan begitu diharapkan pemberontakan dapat teredam dengan sendirinya.

Saat Quarter Quell diadakan di tahun ketiga, nama Katniss dan Peeta sengaja diambil untuk kembali lagi menjadi peserta Hunger Games. Katniss menyadari bahwa ini adalah unsur kesengajaan yang dilakukan Sang Presiden untuk membunuhnya. Agar tidak ada lagi harapan bagi warga Distrik untuk memberontak.

Namun, harapan akan selalu ada, sebab beberapa pengkhianat Capitol berencana bergabung dengan para pemberontak, dan menjadikan Quarter Quell sebagai momentum yang tepat untuk bangkit dan melawan. Mereka memiliki tujuan lain yang tidak pernah diketahui Katniss dan Peeta.

Tapi dua hal yang Katniss sadari, bahwa dia sudah mencetuskan api yang akan membakar seluruh Panem, serta kemungkinan bahwa Distrik 13 masih berdiri.

Buku yang bagus banget. Penulisnya mempunyai imajinasi yang luar biasa, setingkat dengan J.K. Rowling.

Wednesday, April 23, 2014

RoboCop - 2014

RoboCop

Pada tahun 2029, di zaman serba canggih dan era perkembangan robot yang luar biasa, sebuah perusahaan OmniCorp sedang berusaha menjual polisi-polisi robot untuk Amerika. Namun, pemerintahan saat itu menolaknya, dengan alasan tiadanya emosi yang dapat dirasakan robot saat akan membunuh manusia. Bahkan dapat sangat berbahaya jika terjadi kesalahan pemrograman.

Boss OmniCorp tetap tidak kehabisan akal, dia mulai mengembangkan manusia setengah robot, yang pastinya akan mampu merasakan emosi terhadap warga sipil.

Di kota Detroit, seorang polisi bernama Alex Murphy mengalami kecelakaan yang disebabkan teman seprofesinya. Mobilnya meledak, menyebabkan luka bakar tingkat 4 pada tubuhnya. Tangan dan kakinya diamputasi, sebelah matanya buta, dan dia akan menjadi tuli selamanya. Kemungkinan hidup menjadi penyandang cacat sangat besar.

RoboCop

Hingga OmniCorp menawarkan bantuan kepada istri polisi Murphy untuk menyelamatkan hidup suaminya. Dan menjadikannya polisi setengah manusia setengah robot.

RoboCop

RoboCop ini adalah film remake dengan judul yang sama dari versi aslinya yang dibuat tahun 1987. Kostum Robocop-nya sedikit dibedakan menjadi warna hitam legam, hanya di bagian mata saja terdapat laser merah yang menyala. Film ini lumayan menghibur, tapi jangan dibandingkan dengan robot-robot di film Iron Man yang jauh lebih keren.

RoboCop

RoboCop
RoboCop


Wednesday, April 16, 2014

Review Buku: The Hunger Games


Genre:
Science Fiction Novel
Author:
Suzanne Collins

Isi buku bercerita tentang sebuah kawasan bernama Panem, dulunya merupakan dataran Amerika Utara, dengan Capitol sebagai ibukota negara yang sangat makmur dan bergelimpang harta, serta dikelilingi oleh desa-desa miskin, yang diberi nama Distrik 1 hingga 13.

Pada masa lalu, pernah terjadi pemberontakan besar-besaran oleh penduduk Distrik, yang menyebabkan Distrik 13 dibumihanguskan. Sementara 12 distrik lainnya mengalami kekalahan yang sangat telak.

Sebagai bentuk pemberi peringatan bagi warga-warga di-12 distrik yang masih ada, maka setiap tahun Capitol meminta 2 orang anak laki-laki dan perempuan dari tiap-tiap distrik untuk dikorbankan di sebuah permainan bernama Hunger Games.

Anak-anak yang diminta untuk menjadi peserta Hunger Games itu memiliki rentang usia 12 hingga 18 tahun. Mereka akan bertarung dan saling membunuh. Hanya 1 orang yang akan menjadi pemenang dalam permainan ini mengalahkan ke-23 anak lainnya.

Kaum kaya yang haus darah di Capitol sangat menikmati pertunjukan tersebut. Bahkan mereka berpesta pora. Sementara kepedihan dan rasa teror terlukis di wajah kaum miskin di 12 distrik. Kejam, dan sangat miris.

Tersebutlah si tokoh utama: Katniss Everdeen yang merelakan dirinya menggantikan adiknya Primrose sebagai salah satu peserta yang terpilih. Dan Peeta Mellark terpilih sebagai peserta anak laki-laki dari Distrik 12. Mereka akan bertarung melawan anak-anak lain dari distrik lain. Bukan hadiah yang mereka pikir akan dapat dibawa pulang, melainkan bagaimana caranya agar tetap hidup dalam game mematikan ini.

Kisahnya ditulis secara apik oleh Suzanne Collins, hingga tidak bisa berhenti membaca sebelum halaman terakhir. Sudah difilmkan juga, dan diperankan oleh aktris favorit saya: Jennifer Lawrence.

Baca juga review Buku Kedua & Buku Ketiga yukk..

Tuesday, April 15, 2014

13 Sins

Seorang pemuda bernama Elliot, secara mengejutkan menerima telpon misterius. Si penelpon ini memberikan tantangan kepada Elliot untuk membunuh seekor lalat, dan akan menghadiahi uang senilai $1000.

Ragu-ragu, Elliot tetap melakukannya. Dan uang senilai itu sungguh-sungguh ditransfer ke rekeningnya.

Tantangan selanjutnya adalah menelan lalat mati tersebut, dengan hadiah sebesar $3600-an. Elliot yang sedang menghadapi kesulitan finansial tergiur untuk melaksanakan tantangan itu. Dan isi rekeningnya pun bertambah.

Seiring waktu, tantangan-tantangan yang diberikan pria misterius itu semakin sullit, seperti membuat seorang anak kecil di taman menangis, membakar hiasan gereja, hingga memotong lengan kawan lama.

Terdapat 13 tantangan yang jika mampu dikerjakannya, hadiah total mencapai $6,2 juta akan diberikan cuma-cuma untuknya.
13 tantangan permainan ini rupanya sudah mewabah sejak tahun 1700-an, yang membuat banyak pemainnya gila atau bahkan mati. Hanya sedikit yang dapat memenangi permainan ini dengan resiko yang ditanggung seumur hidup.

Para polisi, dan pejabat pemerintahan lainnya turut serta berperan dalam  "game show" ini. Hingga tidak ada seorang pun yang dapat dipercaya.

Film seru dan menegangkan, bergenre thriller, wajib nonton bagi yang suka tema horor, karena film ini horor sangat unik.

Trivia: Film ini adalah remake asal sineas Thailand, dengan judul film 13 Beloved.







Review Buku: Rantau 1 Muara

Rantau 1 Muara

Genre:
Drama
Author:
Ahmad Fuadi

Isi buku masih menceritakan tentang kehidupan Alif Fikri, seorang pemuda asal desa kecil di dekat danau Maninjau, Bukittinggi.

Di buku ketiga dari trilogi Negeri Lima Menara ini berisi tentang pengalaman hidup Alif Fikri di negri orang. Bagaimana usaha-usahanya yang tidak mengenal lelah berhasil membuat dirinya terpilih sebagai peraih beasiswa di salah satu universitas kebanggaan Amerika.

Juga bercerita tentang pekerjaannya sebagai seorang wartawan mingguan Derap, hingga bertemu dengan pujaan hatinya di tempat kerja yang sama, serta berprofesi sama.

Kehidupannya di Amerika juga dibahas tuntas di buku ketiga ini. Pekerjaan keren dan gaji fantastis yang ia peroleh bukan tanpa duka lara, tapi dengan perjuangan ekstra keras, melebihi orang-orang pada umumnya.

Ahmad Fuadi berhasil menyajikan motivasi-motivasi cerdas dalam setiap kalimatnya. Mampu menjadikan booster buat kita-kita yang kadang hopeless di tengah jalan. Mantra ketiga yang diselipkan di buku ini: Man Saara Ala Darbi Washala (Siapa yang berjalan di jalannya, akan sampai ke tujuan).

Namun, jika ditanya menurut aku. Bagaimanakah isi buku ini menurut aku?
Maka jawabannya sederhana sekali: sedikit membosankan. Buku ketiga ini seperti tidak memiliki inti cerita. Ceritanya dibiarkan mengalir layaknya buku harian saja. Walaupun si pemilik diary adalah seseorang yang memang sangat hebat. Tapi tetap saja membosankan membaca drama hidup orang lain. 

Beda dengan buku pertama: Negeri 5 Menara. Yang menurutku lebih menarik, sebab menceritakan sesuatu yang baru: Kehidupan Anak-Anak Pesantren. Aku yang bukan anak pesantren aja seperti turut merasakan keseruan serta suka - duka si tokoh utama dan teman-temannya.

Thursday, April 3, 2014

Saat Sabrina Tidak Di Kantor

Rasanya ya sepi banget. Saat ada dia, kantor jadi rame. Biasanya ada yang cerewet nanyain "Itu siapa tadi ma?" pas ada yang masuk bawa dokumen-dokumen.
Atau nanyain: "Pak Tony mana ma?"; "Ondel-ondel mana ma?"
Atau laporan ke semua karyawan: "Ina mandi dulu!"; "Ina udah mandi!"; "Ina bobo dulu."

Dan sekarang, alhamdulillah sudah dapet pengasuh baru. Tinggal nggak begitu jauh dari rumah. Tapi karena dia juga punya usaha warung pulsa, Sabrina dibawa ke rumahnya, tinggal setengah hari di sana, sampai gue pulang untuk jemput dia. Kasihan sebetulnya, waktu gue kecil dulu, nggak pernah ditinggal pas seumuran. Haduh... jadi nangis deh.

Hari pertama dia di rumah pengasuh baru, pagi-pagi sudah nangis, tapi sudah sarapan dan mandi. Lalu diajak ke rumah tetangga yang berprofesi sebagai guru private. Sabrina main di situ sambil diajarin berhitung, tulis-tulis di white board.
Tidur siangnya baru jam 12 siang, biasanya kalo sama gue jam 10 pagi sudah tidur. Beda tangan, beda rutinitas juga.
Mudah-mudahan pengasuh yang ini lebih sabar dan ngemong. Amin.

Nggak ada lagi yang suka "beres-beres" laci, atau "rapi-rapi" kertas, atau nyetempel tangannya sendiri. Hahaha.... i miss you gadis kecil.


Sabrina & Jilian (cucu-nya boss)

Pulang kerja, naik odong-odong dulu