Friday, March 21, 2014

Review Buku: KiLL!

Genre:Mystery & Thrillers
Author:Michael Marshall

Maaf sebelumnya, novel bestseller ini harus pasrah menerima dua bintang dari seorang Fairus Baggins. Bukannya tidak bagus, atau tidak layak baca.
Buku setebal 500 lebih halaman ini, sangat menegangkan, dan cukup membuat ketakutan, tapi membiarkan pembacanya terkatung-katung dengan ending yang menggantung, membuat satu karya jauh dari untung.
Bayangkan saja, penjahatnya belum tertangkap, dan di sana-sini masih terselubung misteri.

Namun, setelah dicermati, novel berjudul KiLL! ini merupakan buku pertama dari rangkaian Trilogy yang ditulis oleh Michael Marshall. Buku kedua dan ketiganya entah berjudul apa??

Buku terjemahan dari novel berjudul The Straw Men ini berkisah tentang pembunuhan, pembantaian, dan penculikan. Kejahatan-kejahatan besar yang dilakukan oleh manusia, terhadap manusia lainnya. Penulis mengistilahkan dengan Manifesto Manusia. Berbau sadistis, tapi gaya bahasa yang digunakan sangat smart.

Tersebutlah tokoh pertama, bernama Ward Hopkins. Dia dikabari bahwa kedua orangtuanya mengalami kecelakaan mobil, dan tewas di tempat kejadian.
Namun, Ward menemukan sebuah pesan yang ditulis oleh ayahnya, Don Hopkins, menyatakan bahwa mereka tidak mati. Pesan itu seperti sengaja diselipkan di buku dengan sembunyi-sembunyi.
Sebuah tanda tanya besar kini bersarang di kepala Ward. Dan dengan bantuan Bobby, salah satu temannya di CIA, Ward mencoba mencari berbagai jawaban, atau kunci, atau apalah yang dapat membongkar kotak hitam tersebut. Sampai membawa mereka pada realita yang menakutkan, bukti nyata bahwa pasangan Hopkins memiliki anak kembar, tapi membuang salah satunya di sudut keramaian kota.

John Zandt, tokoh sentral kedua dalam novel ini, adalah seorang mantan detektif LAPD. Bersama rekannya Nina, bahu membahu mencari seorang psikopat yang telah menculik dan membunuh beberapa gadis remaja, yang menamakan dirinya sendiri sebagai Si Manusia Tegak.

Serta skenario lain, bermacam-macam pembantaian manusia yang ditulis menyerupai kehidupan di Amerika, yang bebas memiliki senjata.

Dengan alur yang mengacak, maju-mundur, serta ke samping kiri dan kanan, penulis menyatukan semuanya pada satu adegan, ketika Ward diharuskan menemui kembarannya, yang tidak lain adalah Si Manusia Tegak sendiri.

No comments:

Post a Comment