Thursday, March 26, 2015

Review Buku: The Maze Runner

Trilogi The Maze Runner
Genre:
Science Fiction, Thriller Distopia
Author:
James Dashner

Sama seperti Trilogi Hunger Games & Divergent, sebelum baca novel The Maze Runner, gue terlebih dulu nonton film-nya.

Film superb besutan Wes Ball ini, diangkat dari novel karya James Dashner berjudul sama, yang ternyata merupakan novel best seller tahun 2009. Setelah gue tau sumber pembuatan film ini, langsung gue hunting bukunya di bukubukularis.com. Penasaran banget sama ending-nya.

Thomas, si tokoh utama, tersadar dari tidur panjangnya, berada di sebuah Kotak yang naik terus menyerupai lift, dan tiba di Glade. Glade merupakan area luas yang dibatasi oleh tembok-tembok besar dan tinggi. Terdapat hutan, ladang, rumah-rumah dari kayu tua, dan tentu saja para Glader, penghuni Glade yang semuanya adalah anak laki-laki, dengan rentang usia 13 sampai 17 tahun.

Seluruh memori Thomas dihapus. Ia tidak ingat siapa dirinya, dan mengapa ia ditempatkan di Glade bersama para Glader, yang sudah mendiami tempat itu selama dua tahun terakhir.

Banyak misteri tersimpan di Glade, sebut saja labirin yang mengelilingi Glade, yang tidak bisa ditembus, dan tidak ada pintu keluar. Lalu, dinding-dinding labirin yang selalu bergerak setiap malam, membuat para Glader kebingungan, mereka tidak dapat menemukan jalan yang sama setiap hari. Kemudian, terdapat serangga mesin dengan tulisan WICKED di badannya, dan yang terburuk adalah adanya Griever, monster-monster pemakan manusia, bentuk tubuhnya perpaduan dari laba-laba raksasa dan robot pencacah daging.

Griever selalu keluar di malam hari, menjelajah labirin, mencari mangsa. Namun, Glader masih dilindungi dari para Griever, karena dinding Glade yang mengarah ke labirin selalu menutup setiap malamnya.

Suatu saat, setelah Thomas mulai terbiasa dengan hidup barunya, muncul wajah baru dari Kotak. Kali ini bukan lagi anak laki-laki, melainkan anak perempuan, bernama Teresa. Dan dia mengklaim bahwa dialah yang terakhir, dan segalanya akan berubah. 

Malam itu, langit berubah menjadi kelabu, dan pintu-pintu pelindung tidak menutup. Malam itu, setiap nyawa satu anak akan diambil oleh Griever. Thomas dan para Glader harus memutar otak, mencari jalan keluar dari Glade dan labirin, atau menjadi santapan makan malam Griever.

Lanjut ke buku kedua.

No comments:

Post a Comment