Friday, March 15, 2013

Memulai Olahraga

Hello, apa kabar? Sarapan apa pagi ini?
Pagi ini gue sarapan mie goreng pake telor rebus, dan minumnya Mochacino Susu, hasil karya Adebucks. Bagi yang belum tau Adebucks ini saingannya Starbucks. Dia berani bersaing harga gila-gilaan. Satu cangkir kopi didiskon sampe harganya cuma Rp.2.500. Bandingkan dengan Starbucks, gue pernah ngeluarin uang Rp.75.000 hanya untuk Capucino dingin.
Soal kopi dan kenikmatannya jangan ditanya, kalo Starbucks terbuat dari biji kopi pilihan, sedangkan Adebucks dari kopi sachet pilihan. Tinggal pilih mau kopi apa? ABC, Kapal Api, Nescafe, Good Day, atau Bad Day? Semua lengkap tersedia, dan enak.

Anyway, gue pernah berjanji akan menurunkan berat badan, saat Sabrina berusia 1 tahun, atau Sabrina S2. Nah, coba tebak, "saat itu" tinggal seminggu lagi. Can you imagine?

Pilihan pertama gue, sudah pasti, dan jangan ditanya lagi: Aerobik. Nggak ada di dunia ini yang bisa menandingi betapa fun-nya aerobik itu. Dan, nggak ada di bumi ini yang bisa mencegah gue buat kembali ke aktivitas itu, kecuali satu: Sabrina.
Gue nggak mungkin ninggalin Sabrina lebih lama, setelah nyaris seharian gue kerja. Jadi, udah nggak ada lagi tuh tawar menawar waktu membiarkan Sabrina tanpa gue. Sedangkan aerobik di tempat dulu waktu gue masih perawan, jam 8 malem baru kelar. Jangankan nambah waktu buat di luar rumah, lembur di kantor aja udah gue coret pake spidol merah, gue blacklist. Begitupun aerobik, dengan berat hati gue daftar hitamkan.
Sebetulnya, gue bisa aja sih nyari tempat aerobik khusus cewek di tempat lain, kan tempat aerobik banyak. Tapi nggak ada yang semurah di situ, dan instrukturnya, kemungkinan besar nggak ada yang seenak Nina.
Gue masih berharap bisa aerobik lagi suatu saat nanti. Ini bukan cuma menyangkut bakar-bakaran lemak, tapi juga untuk menambah teman, biar bisnis makin lancar.

Ok, berlanjut ke pilihan selanjutnya: Cardio di kantor. Weits, tunggu dulu, jangan langsung kepikiran kalo di kantor gue ada treadmill, atau sepeda statis, atau fasilitas gym lainnya. Sudah pasti itu nggak ada di sini. Yang ada cuma sepeda OB yang sadelnya kecil, bikin pantat sakit kalau kelamaan ngayuh, atau sepeda yang satu lagi, sadelnya dibuat serendah mungkin, sampai dengkul gue mentok stang.

Selain fasilitas sepeda OB yang cukup memadai, kantor gue terletak di tengah-tengah komplek ruko/ rukan. Kalo pagi, banyak juga yang olahraga, kakek-kakek yang jalan kaki keliling komplek, atau rombongan satpam komplek yang lari sambil teriak yel-yel: "Kami satpam komplek, kami sedang lari. Awas jangan menghalangi, atau tak segan kami lindas," kira-kira begitu.

Jadi dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di kantor: sepeda dan lahan di komplek, gue bisa sepedaan, lari atau jalan cepat. Paling nggak 15 atau 20 menit sehari, cukuplah. Jadi, begitu jempol gue sudah mendarat di mesin absen, langsung gue mulai latihan cardio.

Pilihan ketiga, yaitu Barbel. Gue akan beli barbel 2 kilo 2 buah, kanan-kiri. Kalau angkat beban ini harusnya sebagai penyanding latihan kardio. Gue lakukan kardio bersamaan dengan angkat beban. Kardio di kantor tiap senin - jum'at, dengan fungsi sebagai pembakaran lemak, meningkatkan fitalitas tubuh serta emosional. Sedangkan barbel minimal seminggu 3 kali. Dengan waktu 15-20 menit juga, berguna untuk membakar lemak lebih lama, dan meningkatkan metabolisme tubuh.

Apalagi ya? Sebetulnya ada pilihan keempat. Pilihan keempat ini dipilih sama salah satu temen kantor setelah ngelahirin anak keduanya, yaitu Pilates. Cuma, jauh booo... dan mahal juga. Memang sih hasilnya nyata, dia kurus kembali ke berat normalnya, dan berat badannya stabil sampai sekarang. Well, sekali lagi harga kan gak bohong. Jadi, mari kita coba olahraga-olahraga gratis dulu, dan tentunya memanfaatkan jam nganggur.

Are you ready?

No comments:

Post a Comment