Wednesday, April 30, 2014

Review Buku: The Mockingjay

review buku: mockingjay

Genre:
Science Fiction Novel
Author:
Suzanne Collins

Buku terakhir dari trilogi Hunger Games ditulis dengan penuh intrik perang & politik.

Katniss Everdeen yang sudah melalui Quarter Quell sebagai pemberontak di Catching Fire, berhasil diselamatkan oleh Haymitch (mentornya), Plutarch (salah satu juri Hunger Games), dan rekan-rekan lainnya. Kini dia baru menyadari bahwa Distrik 13 masih ada, dan sedang berjuang underground untuk merdeka dari penjajahan Capitol.

Katniss hidup di Distrik 13 yang banyak aturan. Setiap individu sudah memiliki jadwal sehari-hari yang dicetak di lengan mereka. Jatah makanan dibagi rata dengan kalori yang pas untuk aktifitas pada hari itu, tidak kurang tidak lebih. Mereka semua memakai baju yang serupa, seragam abu-abu.

Katniss dipinang oleh Presiden Coin, untuk menjadi simbol pemberontakan, Sang Mockingjay. Namun karena
pribadinya yang begitu kuat, pimpinan Distrik 13 itu pun sulit untuk mengendalikannya, dan merasa takut tersaingi.

Dalam perang yang berkecamuk antara Distrik-Distrik melawan Capitol, Katniss selalu ingin ikut serta. Namun, karena dirinya dibutuhkan untuk membuat propo-propo yang akan disebarkan melalui TV untuk menggerakkan massa, dia selalu diikuti oleh sekelompok tim kecilnya yang terdiri dari produser, kameramen, tim make-up, dan tentu saja komandan serta beberapa orang prajurit. Sulit untuk menghindar dari perangkap-perangkap Capitol, banyak korban jiwa, tidak terkecuali anak-anak, wanita dan kaum tua.

Di buku ketiga ini masih menyoal tentang cinta segitiga antara Katniss, Peeta dan Gale. Namun, kisah cinta ini tidak begitu dinomorsatukan oleh si penulis, yang entah bagaimana malah menjadi sangat menarik.

Saya sangat menunggu versi film-nya!

No comments:

Post a Comment