Genre:
|
Drama
|
Author:
|
Ahmad Fuadi
|
Isi buku masih menceritakan tentang kehidupan Alif Fikri, seorang pemuda asal desa kecil di dekat danau Maninjau, Bukittinggi.
Di buku ketiga dari trilogi Negeri Lima Menara ini berisi tentang pengalaman hidup Alif Fikri di negri orang. Bagaimana usaha-usahanya yang tidak mengenal lelah berhasil membuat dirinya terpilih sebagai peraih beasiswa di salah satu universitas kebanggaan Amerika.
Juga bercerita tentang pekerjaannya sebagai seorang wartawan mingguan Derap, hingga bertemu dengan pujaan hatinya di tempat kerja yang sama, serta berprofesi sama.
Kehidupannya di Amerika juga dibahas tuntas di buku ketiga ini. Pekerjaan keren dan gaji fantastis yang ia peroleh bukan tanpa duka lara, tapi dengan perjuangan ekstra keras, melebihi orang-orang pada umumnya.
Ahmad Fuadi berhasil menyajikan motivasi-motivasi cerdas dalam setiap kalimatnya. Mampu menjadikan booster buat kita-kita yang kadang hopeless di tengah jalan. Mantra ketiga yang diselipkan di buku ini: Man Saara Ala Darbi Washala (Siapa yang berjalan di jalannya, akan sampai ke tujuan).
Namun, jika ditanya menurut aku. Bagaimanakah isi buku ini menurut aku?
Maka jawabannya sederhana sekali: sedikit membosankan. Buku ketiga ini seperti tidak memiliki inti cerita. Ceritanya dibiarkan mengalir layaknya buku harian saja. Walaupun si pemilik diary adalah seseorang yang memang sangat hebat. Tapi tetap saja membosankan membaca drama hidup orang lain.
Beda dengan buku pertama: Negeri 5 Menara. Yang menurutku lebih menarik, sebab menceritakan sesuatu yang baru: Kehidupan Anak-Anak Pesantren. Aku yang bukan anak pesantren aja seperti turut merasakan keseruan serta suka - duka si tokoh utama dan teman-temannya.
No comments:
Post a Comment