Gimana rasanya punya anak kembar? Apalagi kalo kembar perempuan. Serasa punya dua boneka Barbie nggak sih?
Yang satu disisirin, yang satu digantiin baju. Yang satu dibedakin, yang satu dipakein minyak wangi. Kayaknya seru gitu.
Belum lagi jiwa mereka seperti bermagnet. Lengket satu sama lain. Ada banyak cerita saudara kembar yang kompaknya keterlaluan. Sampai-sampai kalau adik semenitnya sakit, si kakak merasakan juga penderitaannya. Atau kalau kakak 30 detiknya ketiban rezeki, yang heboh duluan adiknya ^_^
Makdarit (maka dari itu, red.) Saya ngidam anak kembar. Semenjak belum nikah, bayangan nuntun anak di tangan kanan dan kiri sudah sering mampir.
Yah... tapi mau bagaimana lagi, mimpi di siang bolong, kalo saya maksa ditanami benih kembar sama suami. Gen turunannya nggak tersedia ^_^
Belum pernah ada riwayat kembar di keluarga besar saya atau suami. Kecuali mungkin kalo ditarik garis jauh ke atas, ke zaman Nabi Adam alaihissalam. Anaknya kembar: Qobil dan Habil.
Tapi doa saya yang tak terucap itu tetap diijabah sama Allah subhanahu wa taalla. Begitu adik Shofiyah lahir, loh loh loh.... mukanya kok mirip. Kayak yang lahir beda sedetik aja sama kakaknya. Alhamdulillah, anak kembar. Selisih empat tahun doank ^_^
No comments:
Post a Comment