Genre:
|
Science Fiction
|
Author:
|
Victoria Roth
|
Allegiant, buku terakhir dari trilogi Divergent - Insurgent. Buku final ini lumayan mengecewakan menurut gue, baik dari segi isi cerita yang makin lama makin nggak jelas, kurang klimaks, dan sangat monoton, hingga dibunuhnya sang tokoh utama oleh si penulis. "Menyedihkan banget!", ngomong ini dengan nada jutek, dan alis diangkat sebelah.
Tris terkejut dengan tayangan video seorang perempuan bernama belakang Prior, seperti namanya. Di video itu dibahas tentang sejarah penduduk kota. Dan segala hal tentang pembagian faksi yang ternyata hanya rekayasa sampah. Lalu juga tentang kesalahan kode genetika yang penuh misteri.
Saat kelompok factionless menguasai kota, serta ingin menghapuskan sistem faksi di kota itu, Tris, Tobias, Cara, Christina, dll memutuskan untuk bergabung dengan tim Allegiant, dan mencari kebenaran di luar pagar.
Nah dari sini, penulis mulai terlihat kebingungan mau dibawa kemana kisah ini sesungguhnya. Serta masalah kesalahan kode genetis setiap umat manusia ini menurut gue seperti mengada-ada. Memang sih hanya fiksi, tapi tidak sedahsyat trilogi Hunger Games, apalagi The Lord of The Rings.
Sebetulnya Veronica bisa aja menulis tentang adanya serangan zombie di luar pagar, dan bagaimana warganya bertahan hidup. Atau bisa juga, perang nuklir memang sedang terjadi, dan sebagian masyarakatnya hidup dengan tubuh cacat, namun tetap ikut berperang demi mempertahankan wilayah aman mereka, termasuk di dalamnya tempat tinggal Tris.
Bukannya, ketika rombongan Allegiant berangkat untuk mencari kebenaran, malah tidak mendapat apa-apa. Kurang terkesan sama buku ketiga ini. Nggak nampar, istilahnya. Padahal untuk buku pertamanya, walaupun sedikit mengikuti Harry Potter, tentang pembagian kelas menurut individu masing-masing: Gryffindor, Slytherin, etc, lumayan menarik untuk diikuti. Buku keduanya pun bagus, jempol dua buat Insurgent.
Yeaah... intinya kalau mau baca trilogi ini, khususnya buku terakhir, siap-siap kecewa, dan marah-marah. Serta jangan berharap banyak.
Selamat membaca... :D
Tris terkejut dengan tayangan video seorang perempuan bernama belakang Prior, seperti namanya. Di video itu dibahas tentang sejarah penduduk kota. Dan segala hal tentang pembagian faksi yang ternyata hanya rekayasa sampah. Lalu juga tentang kesalahan kode genetika yang penuh misteri.
Saat kelompok factionless menguasai kota, serta ingin menghapuskan sistem faksi di kota itu, Tris, Tobias, Cara, Christina, dll memutuskan untuk bergabung dengan tim Allegiant, dan mencari kebenaran di luar pagar.
Nah dari sini, penulis mulai terlihat kebingungan mau dibawa kemana kisah ini sesungguhnya. Serta masalah kesalahan kode genetis setiap umat manusia ini menurut gue seperti mengada-ada. Memang sih hanya fiksi, tapi tidak sedahsyat trilogi Hunger Games, apalagi The Lord of The Rings.
Sebetulnya Veronica bisa aja menulis tentang adanya serangan zombie di luar pagar, dan bagaimana warganya bertahan hidup. Atau bisa juga, perang nuklir memang sedang terjadi, dan sebagian masyarakatnya hidup dengan tubuh cacat, namun tetap ikut berperang demi mempertahankan wilayah aman mereka, termasuk di dalamnya tempat tinggal Tris.
Bukannya, ketika rombongan Allegiant berangkat untuk mencari kebenaran, malah tidak mendapat apa-apa. Kurang terkesan sama buku ketiga ini. Nggak nampar, istilahnya. Padahal untuk buku pertamanya, walaupun sedikit mengikuti Harry Potter, tentang pembagian kelas menurut individu masing-masing: Gryffindor, Slytherin, etc, lumayan menarik untuk diikuti. Buku keduanya pun bagus, jempol dua buat Insurgent.
Yeaah... intinya kalau mau baca trilogi ini, khususnya buku terakhir, siap-siap kecewa, dan marah-marah. Serta jangan berharap banyak.
Selamat membaca... :D