Genre: Romance - Young Adult
Penulis: Rainbow Rowell
Beli buku ini online, tertarik karena ada embel-embel New York Times Best Seller, dan sederet penghargaan lainnya.
Begitu tiba di tangan, dan melihat covernya yang berkilauan, hati saya menjadi gelisah. Nggak tahan kalau tidak melahapnya langsung.
Eleanor, gadis baru di sekolah, bertubuh tambun, rambut keriting merah terang, gaya berbusana yang aneh. Berdiri di lorong bus, menunggu seseorang bergeser memberikan satu tempat untuknya.
Park, cowok manis, berwajah oriental, penggemar band-band rock, dan komik-komik Marvel. Dengan acuh tak acuh, dan tanpa diminta, akhirnya mau bergeser, supaya Eleanor bisa duduk.
Mereka berdua, selalu saling diam selama perjalanan pulang dan pergi ke sekolah. Hingga suatu hari, saat Park menyadari bahwa gadis itu ikut membaca salah satu komiknya, ia berusaha untuk "berbagi" komik tersebut. Dengan cara membaca lebih lambat, dan membalik tiap halamannya perlahan.
Kehidupan mereka berdua sangat bertolak belakang. Keluarga Park adalah sempurna. Ia memiliki orang tua yang saling mencintai, serta mengurus anak-anak dengan baik. Beda hal dengan Eleanor. Ibu dan ayahnya bercerai. Kini ia dan kelima saudaranya harus tinggal bersama ayah tiri yang kriminal dan cabul.
Kehidupan di sekolah, juga sangat berbeda. Park termasuk anak-anak level atas. Sedangkan, Eleanor sering di-bully. Namun, biar begitu, Park malah makin menyukainya.
Kisah cinta yang dimulai di bus sekolah, mendengarkan lagu lewat rekaman kaset, membaca komik berdua, saling pandang, berpegangan tangan, aduh... tahun 90-an banget yak hehehe...
Saya nggak heran kenapa buku ini bisa memenangkan banyak awards. Selain menampilkan kesederhanaan alur cerita, tokoh-tokoh utamanya sangat mudah dicintai, dan tokoh-tokoh lain memiliki karakter kuat, tidak hanya sebagai pelengkap yang menempel.
Satu lagi, mungkin kita semua yang melewati masa remaja di tahun 90an, pernah mengalami beberapa adegan di buku ini. Sekarang, pasti kita sudah melupakannya begitu saja. Tapi, Rainbow Rowell mengingatnya dengan detail. Dia mengumpulkan kenangan 90an semua orang di dalam sebuah album, dan membukukannya.
Semua orang pasti akan merasa cerita di buku ini mencontek kisah cinta mereka yang telah lalu. Bacaan yang mendebarkan.
Ada satu yang kurang dari novel ini. Namun, kekurangan itupun menjadi kelebihan yang lebih besar lagi. Bagian ending-nya. Yang hanya ada tiga kata. Apa tiga kata itu? Aah... bikin saya mau menangis saja rasanya T_T
Beli buku ini online, tertarik karena ada embel-embel New York Times Best Seller, dan sederet penghargaan lainnya.
Begitu tiba di tangan, dan melihat covernya yang berkilauan, hati saya menjadi gelisah. Nggak tahan kalau tidak melahapnya langsung.
Eleanor, gadis baru di sekolah, bertubuh tambun, rambut keriting merah terang, gaya berbusana yang aneh. Berdiri di lorong bus, menunggu seseorang bergeser memberikan satu tempat untuknya.
Park, cowok manis, berwajah oriental, penggemar band-band rock, dan komik-komik Marvel. Dengan acuh tak acuh, dan tanpa diminta, akhirnya mau bergeser, supaya Eleanor bisa duduk.
Mereka berdua, selalu saling diam selama perjalanan pulang dan pergi ke sekolah. Hingga suatu hari, saat Park menyadari bahwa gadis itu ikut membaca salah satu komiknya, ia berusaha untuk "berbagi" komik tersebut. Dengan cara membaca lebih lambat, dan membalik tiap halamannya perlahan.
Kehidupan mereka berdua sangat bertolak belakang. Keluarga Park adalah sempurna. Ia memiliki orang tua yang saling mencintai, serta mengurus anak-anak dengan baik. Beda hal dengan Eleanor. Ibu dan ayahnya bercerai. Kini ia dan kelima saudaranya harus tinggal bersama ayah tiri yang kriminal dan cabul.
Kehidupan di sekolah, juga sangat berbeda. Park termasuk anak-anak level atas. Sedangkan, Eleanor sering di-bully. Namun, biar begitu, Park malah makin menyukainya.
Kisah cinta yang dimulai di bus sekolah, mendengarkan lagu lewat rekaman kaset, membaca komik berdua, saling pandang, berpegangan tangan, aduh... tahun 90-an banget yak hehehe...
Saya nggak heran kenapa buku ini bisa memenangkan banyak awards. Selain menampilkan kesederhanaan alur cerita, tokoh-tokoh utamanya sangat mudah dicintai, dan tokoh-tokoh lain memiliki karakter kuat, tidak hanya sebagai pelengkap yang menempel.
Satu lagi, mungkin kita semua yang melewati masa remaja di tahun 90an, pernah mengalami beberapa adegan di buku ini. Sekarang, pasti kita sudah melupakannya begitu saja. Tapi, Rainbow Rowell mengingatnya dengan detail. Dia mengumpulkan kenangan 90an semua orang di dalam sebuah album, dan membukukannya.
Semua orang pasti akan merasa cerita di buku ini mencontek kisah cinta mereka yang telah lalu. Bacaan yang mendebarkan.
Ada satu yang kurang dari novel ini. Namun, kekurangan itupun menjadi kelebihan yang lebih besar lagi. Bagian ending-nya. Yang hanya ada tiga kata. Apa tiga kata itu? Aah... bikin saya mau menangis saja rasanya T_T