Genre:
|
Parenting
|
Author:
|
Ayah Edy
|
Nggak menyesal sama sekali beli dan baca buku ini. Bahkan kemungkinan besar akan gue baca berulang-ulang, demi menyerap lebih dalam seluruh rahasia yang dipapar oleh Ayah Edy.
Buku ini membuka mata gue lebih lebar, tentang bakat dan minat seseorang, khususnya anak.
Bakat & minat gue? Sudah jelas di seputaran buku dan menulis. Dari kelas 5 SD, gue sudah gemar mengoleksi puluhan judul novel, bukan lagi komik. Dan, gue juga rajin menulis diary (dari masih ingusan sampai sudah beranak-pinak begini). Kemudian gue lanjutkan dengan menulis cerpen-cerpen & puisi-puisi, walaupun nggak ada satupun yang diterbitkan. Menulis buat gue, sudah seperti kebutuhan akan bernapas, saking pentingnya.
Tapi, sungguh sayang, kedua orang tua gue hidup di zaman sebelum Ayah Edy menjadi ahli parenting, pun belum menerbitkan buku ini. Jadi, mereka tidak bisa juga disalahkan atas ketidaksesuaian pekerjaan yang gue geluti sekarang dengan bakat & minat gue.
Padahal nih, jika saja gue diarahkan sejak kecil, lalu pekerjaan gue sekarang adalah menulis, dan menulis saja, gue akan menjadi orang yang paling happy di dunia. Itu salah satu janji Ayah Edy di bukunya.
Selesai membaca buku ini, gue termotivasi untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. InsyaAllah gue akan mengarahkan anak-anak gue untuk mengejar passion mereka, tapi tetep ya, nggak boleh keluar dari koridor Islam.
Apa saja yang diperlukan untuk memetakan potensi unggul anak? Dalam buku best seller-nya ini, Ayah Edy menyebutkan lima langkah:
Buku ini membuka mata gue lebih lebar, tentang bakat dan minat seseorang, khususnya anak.
Bakat & minat gue? Sudah jelas di seputaran buku dan menulis. Dari kelas 5 SD, gue sudah gemar mengoleksi puluhan judul novel, bukan lagi komik. Dan, gue juga rajin menulis diary (dari masih ingusan sampai sudah beranak-pinak begini). Kemudian gue lanjutkan dengan menulis cerpen-cerpen & puisi-puisi, walaupun nggak ada satupun yang diterbitkan. Menulis buat gue, sudah seperti kebutuhan akan bernapas, saking pentingnya.
Tapi, sungguh sayang, kedua orang tua gue hidup di zaman sebelum Ayah Edy menjadi ahli parenting, pun belum menerbitkan buku ini. Jadi, mereka tidak bisa juga disalahkan atas ketidaksesuaian pekerjaan yang gue geluti sekarang dengan bakat & minat gue.
Padahal nih, jika saja gue diarahkan sejak kecil, lalu pekerjaan gue sekarang adalah menulis, dan menulis saja, gue akan menjadi orang yang paling happy di dunia. Itu salah satu janji Ayah Edy di bukunya.
Selesai membaca buku ini, gue termotivasi untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. InsyaAllah gue akan mengarahkan anak-anak gue untuk mengejar passion mereka, tapi tetep ya, nggak boleh keluar dari koridor Islam.
Apa saja yang diperlukan untuk memetakan potensi unggul anak? Dalam buku best seller-nya ini, Ayah Edy menyebutkan lima langkah:
- Menyusun program stimulasi
- Membuat daftar minat & bakat
- Uji coba minat & bakat anak
- Penajaman profesi
- Make a life plan
Dan, selanjutnya tinggal direview target pencapaiannya secara berkala, per tiga bulan, enam bulan, atau per tahun.
Untuk langkah pertama, yaitu menyusun program stimulasi, bisa dilakukan sembari berwisata. Misalnya, ajak anak ke Seaworld atau Gelanggang Samudra Ancol untuk mengenalkan dunia bawah laut. Ke Kidzania, sekalian belajar tentang profesi-profesi orang dewasa. Ke Museum Iptek di TMII, atau Museum Transportasi di Malang. Berkunjung ke Planetarium di TIM untuk mengetahui minat anak pada benda-benda luar angkasa. Atau, kalo mau yang lebih murah meriah, ajak anak ke pameran-pameran. Pameran buku, rumah, komputer, mobil, tanaman, dll.
Intinya, langkah pertama ini adalah yang paling menyenangkan buat keluarga, terutama anak-anak. Selain karena mereka akan sangat bahagia diajak ke tempat-tempat baru, sekaligus menjadi ajang pembelajaran dan pencarian minat mereka.
Semoga anak-anak Indonesia makin pinter-pinter, dan bahagia, karena masa depan mereka sesuai dengan minat & bakatnya.
No comments:
Post a Comment