Rabu pagi, meluncurlah dua bis yang masing-masing berisikan para murid dan guru, dan bis satunya penuh dengan orang tua murid. Kebanyakan sih para mama ya.
Lalin di sekitaran Pondok Gede, Jakarta Timur sudah dipadati oleh bis-bis besar dan beberapa angkot carteran. Penumpangnya anak-anak mungil mengenakan pakaian serba putih. Ihram untuk anak laki-laki, dan anak perempuan berbusana seragam sekolah hari Jum'at.
Setelah berjejer rapi, dipandu guru-guru, mereka pun bersiap masuk untuk melakukan kegiatan manasik haji. Sementara, kami para ibu, menunggu di luar komplek Asrama Haji Pondok Gede. Tepatnya di area tukang jualan.
Pedagang kaki lima tak terhitung banyaknya. Mulai dari makanan, minuman, mainan, oleh-oleh haji, dll. Dengan banyaknya pengunjung, mereka berharap omzet yang meroket hari itu.
Kami pun duduk-duduk di pekarangan musholla, menggelar tikar. Banyak yang jual juga, selembar kecil seharga Rp.10.000.
Tidak lupa mengeluarkan aneka perbekalan untuk disantap bersama. Lumayan kan, daripada jenuh menunggu buah hati selama dua jam. Lebih baik mengatur obrolan seru (No ghibah ghibah club), bertukar informasi penting seputar "prosedur masuk SD negeri", KJP, dan sekolah Islam swasta yang bagus, dan terjangkau.
Selama dua jam leyeh-leyeh di bawah rimbunnya pohon, terdengar kabar bahwa anak-anak siap dijemput. Maka, kami pun berniat masuk komplek, yang ternyata pintu gerbangnya dikunci.
Namun, memang dasar ibu-ibu ya, ketemu aja pintu kecil yang tidak dikunci. Kami masuk dari sana berbondong-bondong, sampai bapak satpam kebingungan, dan pasrah. Blokade pintu gerbang pun "jebol", alias memang dibuka sengaja. Tak berapa lama, area komplek asrama haji sudah dibanjiri orang tua murid untuk menjemput anak-anak kesayangan.
Walaupun bisa menjebol gerbang depan, tapi kami tetap tidak diperbolehkan melangkah lebih jauh. Kami terhenti di pagar pembatas menuju miniatur Ka'bah. Dimana ada sekitar ratusan murid yang masih melakukan prosesi manasik haji. Jujur, saya lumayan terpukau, padahal ini cuma versi tiruan Masjidil Haram. Bagaimana dengan pemandangan aslinya nanti. MasyaAllah.
Ternyata rombongan anak-anak kami memang sudah selesai sampai tahap sa'i dan tahalul. Pantas saja, saya tidak menemukan mereka di tengah lapangan.
Pukul sebelas siang, bis kami bertolak ke kolam renang Ohana Waterpark di Jati Asih, Bekasi. Sejauh 14 km jaraknya dari Asrama Haji Pondok Gede. Kami menempuh perjalanan kurleb 40 menit.
Anak-anak bermain air dan berenang di area kids pool yang hanya sebatas betis orang dewasa. Ada air mancurnya, air tumpah dari gentong raksasa, dan semacam playground di tengah-tengah kolam. Sebagian ibu mendampingi, sebagian lagi, termasuk saya, sibuk foto-foto dan rekam video dari pinggir.
Gelar tikar lagi di sisi kiri kolam dekat kafetaria, yang tertutup kanopi. Siang itu betul-betul panas terik. Tapi awan mulai berkumpul dan hujan deras saat sore hari.
Di Ohana Waterpark, yang konon baru buka tahun 2020, terdapat empat kolam:
- Kids pool yang saya ceritakan di atas.
- Lalu ada lazy river yang mengelilingi kids pool. Kolam dengan arus pelan, kita bisa menyewa ban besar, dan terombang-ambing santai menyusuri "sungai".
- Water slide, ada tiga perosotan ekstrem yang tingginya empat lantai.
- Olympic pool, kolam renang dewasa yang cukup dalam.
Harga tiket Ohana Waterpark tahun 2022 yaitu sebesar Rp.100.000 per orang saat weekday, dan Rp.120.000 per orang saat weekend.
Bagaimana dengan jam operasionalnya?
- Selasa s.d Jum'at buka mulai pukul 9.00 - 16.00 WIB
- Sabtu, Minggu, dan libur nasional buka mulai pukul 8.30 - 17.00 WIB
- Khusus Senin libur.
Fasilitas lain yang ada di Ohana Waterpark berupa: musholla di lantai 2, kafetaria di area dekat kolam, dan ada juga Waikiki foodcourt di lantai 2, ada beberapa gazebo, kamar mandi dan ruang ganti lumayan banyak, serta disediakan penyewaan locker.
Demikian sharing cerita kegiatan manasik haji anak TK, yang diakhiri dengan bermain air di Ohana Waterpark. Jumpa lagi nanti di artikel berikutnya. Trima kasiiiihh ^^