Genre:
|
Science Fiction, Thriller Distopia
|
Author:
|
James Dashner
|
Akhirnya gue menyelesaikan buku terakhir dari trilogi The Maze Runner. Bukan karena ceritanya membosankan seperti buku Allegiant, tapi lebih ke penat. Butuh sesuatu yang baru, jadi diseling sama baca buku lainnya.
Kisah Thomas di buku ini seru banget. Baca bukunya sudah kayak nonton film. Banyak adegan menegangkan ala Hollywood's action movie.
Setelah berhasil keluar dari ganasnya Scorch, Thomas menyadari bahwa dirinya terbui di sebuah ruangan putih, tanpa fasilitas MCK, yang membuat tubuhnya sekotor Crank - manusia yang berubah menjadi zombie akibat terpapar virus flare. Selama berminggu-minggu Thomas menunggu di sel putihnya, hanya untuk mendapati fakta bahwa WICKED masih sedang melakukan penelitian terhadapnya.
Hal tersebut membuatnya muak. Tidak cukupkah bagi WICKED melihatnya hampir meregang nyawa berkali-kali demi "pola-pola"? Setelah Thomas dikumpulkan kembali bersama teman-temannya, Minho, Newt, Brenda & Jorge, merencanakan untuk melarikan diri dari WICKED selamanya. Baku tembak dengan para penjaga yang tidak terhitung banyaknya, dilengkapi senjata-senjata listrik canggih tak terhindari.
Dengan mengendarai Berg, tujuan mereka adalah Kota Denver, salah satu kota dengan pengamanan super ketat terhadap penularan flare. Mereka akan mencari seseorang yang dapat menolong Thomas dan Minho untuk mengeluarkan alat pelacak sekaligus kendali yang ditanam WICKED di dalam otak mereka.
Tapi hal yang sangat mengejutkan terjadi di kota itu. Gally, salah satu musuh terbesar Thomas saat di Maze, yang seingatnya sudah ia bunuh, kini "hidup" lagi dan menyambut mereka. Menawarkan persekutuan dengan kelompok Tangan Kanan, yang menjadi satu-satunya organisasi amatir untuk melawan WICKED.
Kini serangan zombie tak dapat dibendung. Dimana-mana terjadi hal-hal menakutkan. Banyak pertumpahan darah, kanibalisme, kebrutalan Crank meluap.
Langkah tepat Thomas untuk bergabung dengan Tangan Kanan, dan menghentikan WICKED yang ingin memulai kembali penelitian terhadap manusia-manusia kebal. Sebab, mereka menghilang satu persatu, diduga diculik oleh WICKED.
Ada hal menyedihkan di buku ketiga ini. Newt yang merupakan salah satu karakter favorit gue, setelah Minho, harus mati di tangan sahabatnya sendiri.
Buku The Death Cure ini bagai menjawab keinginan gue atas buku Allegiant. Harusnya Veronica Roth membedah buku ini terlebih dulu, sebelum menulis ending Divergent yang kurang berkesan.
Dan kalau boleh membandingkan lagi antara kedua buku tersebut, karakter-karakter pendukung di The Death Cure ditulis dengan unik. Masing-masing tokoh mempunyai watak yang kuat, berbeda satu dengan lainnya, memiliki peran dan andil cukup besar dalam keseluruhan cerita yang terpusat pada Thomas, menjadikannya mudah disukai pembaca.
Berbeda dengan tokoh-tokoh pembantu di buku Veronica, seperti Uriah yang kurang diperhatikan peranannya. Sehingga saat Uriah mati, tidak sampai membuat gue mengiba.
Well, balik lagi ke buku James, happy ending di buku ini juga membuat gue puas. "....kita telah mengirim subjek-subjek kita yang paling cemerlang, paling kuat, paling tangguh, ke sebuah tempat aman, tempat kita dapat mulai peradaban dari awal lagi sementara sisa dunia ini menuju kehancuran."
Kisah Thomas di buku ini seru banget. Baca bukunya sudah kayak nonton film. Banyak adegan menegangkan ala Hollywood's action movie.
Setelah berhasil keluar dari ganasnya Scorch, Thomas menyadari bahwa dirinya terbui di sebuah ruangan putih, tanpa fasilitas MCK, yang membuat tubuhnya sekotor Crank - manusia yang berubah menjadi zombie akibat terpapar virus flare. Selama berminggu-minggu Thomas menunggu di sel putihnya, hanya untuk mendapati fakta bahwa WICKED masih sedang melakukan penelitian terhadapnya.
Hal tersebut membuatnya muak. Tidak cukupkah bagi WICKED melihatnya hampir meregang nyawa berkali-kali demi "pola-pola"? Setelah Thomas dikumpulkan kembali bersama teman-temannya, Minho, Newt, Brenda & Jorge, merencanakan untuk melarikan diri dari WICKED selamanya. Baku tembak dengan para penjaga yang tidak terhitung banyaknya, dilengkapi senjata-senjata listrik canggih tak terhindari.
Dengan mengendarai Berg, tujuan mereka adalah Kota Denver, salah satu kota dengan pengamanan super ketat terhadap penularan flare. Mereka akan mencari seseorang yang dapat menolong Thomas dan Minho untuk mengeluarkan alat pelacak sekaligus kendali yang ditanam WICKED di dalam otak mereka.
Tapi hal yang sangat mengejutkan terjadi di kota itu. Gally, salah satu musuh terbesar Thomas saat di Maze, yang seingatnya sudah ia bunuh, kini "hidup" lagi dan menyambut mereka. Menawarkan persekutuan dengan kelompok Tangan Kanan, yang menjadi satu-satunya organisasi amatir untuk melawan WICKED.
Kini serangan zombie tak dapat dibendung. Dimana-mana terjadi hal-hal menakutkan. Banyak pertumpahan darah, kanibalisme, kebrutalan Crank meluap.
Langkah tepat Thomas untuk bergabung dengan Tangan Kanan, dan menghentikan WICKED yang ingin memulai kembali penelitian terhadap manusia-manusia kebal. Sebab, mereka menghilang satu persatu, diduga diculik oleh WICKED.
Ada hal menyedihkan di buku ketiga ini. Newt yang merupakan salah satu karakter favorit gue, setelah Minho, harus mati di tangan sahabatnya sendiri.
Buku The Death Cure ini bagai menjawab keinginan gue atas buku Allegiant. Harusnya Veronica Roth membedah buku ini terlebih dulu, sebelum menulis ending Divergent yang kurang berkesan.
Dan kalau boleh membandingkan lagi antara kedua buku tersebut, karakter-karakter pendukung di The Death Cure ditulis dengan unik. Masing-masing tokoh mempunyai watak yang kuat, berbeda satu dengan lainnya, memiliki peran dan andil cukup besar dalam keseluruhan cerita yang terpusat pada Thomas, menjadikannya mudah disukai pembaca.
Berbeda dengan tokoh-tokoh pembantu di buku Veronica, seperti Uriah yang kurang diperhatikan peranannya. Sehingga saat Uriah mati, tidak sampai membuat gue mengiba.
Well, balik lagi ke buku James, happy ending di buku ini juga membuat gue puas. "....kita telah mengirim subjek-subjek kita yang paling cemerlang, paling kuat, paling tangguh, ke sebuah tempat aman, tempat kita dapat mulai peradaban dari awal lagi sementara sisa dunia ini menuju kehancuran."